Tuesday, December 31, 2013

Kaleidoscope 2013

Mustafa sudah melalui banyak hal di 2013 yang sudah akan berakhir ini. Tidak bermaksud sentimentil, tetapi bukankah semua kejadian harus dimaknai? ya sering gagal juga sih memaknainya, tapi oke lah tak mengapa, yang penting ada usaha. Selain memaknai, juga harus menjadikan setiap kejadian sebagai pembelajaran. Kali ini Mustafa akan secara acak melihat beberapa hal yang terjadi pada hidupnya selama satu tahun ini.

1. Hidup dengan orangtua bukanlah hal yang mudah.
2. Hidup tidak dengan orang tua juga bukan hal yang mudah, tetapi jauh lebih menyenangkan.
3. Pernikahan tidak perlu dipercayai, hanya perlu dijalani.
4. Homoseksualitas dapat menular.
5. Mustafa pikir dia adalah sahabat, ternyata hanya teman biasa. (bwahahahahahaaaa...)
6. Berkata jujur tanpa memicu pertengkaran itu sedikit sulit, tetapi lebih baik daripada bertengkar kerna berbohong.
7. Tidak semua pernikahan didasari dengan cinta. Bisa paksaan orangtua. Bisa paksaan kekasih. Bisa paksaan usia.
8. Mengadakan resepsi pernikahan menghabiskan banyak uang. Banyak sekali. Berbahagialah yang menikah hanya di gereja atau hanya di KUA saja.
9. Orangtua katanya ingin yang terbaik untuk anaknya, tetapi hanya orangtua juga menjadi sosok yang sok tau.
10. Tidak ada yang lebih mengenal dirimu selain dirimu sendiri.
11. Kebaikan akan menuai kebaikan.
12. Pencitraan adalah sampah yang membuat manusia jatuh pada keterpurukan.
13. Jarak antara kita dan orangtua cukup jauh, maka mereka tidak akan mengerti pada apa yang kita lakukan.
14. One night stand adalah hal yang sangat biasa.
15. Selingkuh dan diselingkuhi juga hal yang sangat biasa.
16. Orangtua yang pisah ranjang juga ternyata hal yang sangat biasa.
17. Apalagi orangtua yang sudah tidak saling mencintai tetapi masih hidup bersama, ternyata sangat biasa juga.
18. Musik Indonesia tidak semakin baik.
19. Film Indonesia juga tidak semakin baik.
20. Musik pop mancanegara selalu ada beat ajep-ajepnya.
21. Hidup dengan istri/suami adalah hal yang menyenangkan, tetapi banyak orang yang ndak paham.
22. Tuhan adalah hubungan antara pribadi kita dengan yang kita percayai. Agama adalah hubungan antara pribadi kita dengan tetangga. Gereja adalah balai pertemuan masyarakat.
23. Lalu lintas di Indonesia kacau balau karena mental masyarakatnya masih kacau balau. Kalau ndak mau kena macet, patuhi lalu lintas, dong!
24. Sepeda motor melaju kebut dengan knalpot berisik adalah norak. Sayangnya motor kaya begini banyak banget di kota kecil/pedesaan.
25. Keluarga inti adalah istri/suami mu dan anak-anakmu. Lainnya boleh ke laut aja.
26. Cantik, ganteng, jelek, cumak orang kegantengan/kecantikkan yang ngeliat.
27. "Ngeyel" adalah kata terakhir yang digunakan ketika sudah tidak ingin berdebat.
28. Menabung tidaklah menjadi hal yang mudah di tahun 2013. Susah banget.
29. Perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan. Tetapi jangan berharap banyak.
30.Ceritakan rencanamu pada pasanaganmu. Berhenti bersikap impulsif..
31. Jangan malas googling dan bukak kamus.
32. Aku bukan siapasiapa, jadi aku harus berhenti merasa penting. Diam saja dan lakukan apa yang ingin kamu lakukan.

Monday, December 30, 2013

Resolusi 2014

Mustafa ndak pernah sih sebelumnya membuat resolusi. Bahkan arti sebenarnya dari resolusi sendiri juga entah apa. Tetapi tren akhir tahun adalah memiliki resolusi di tahun berikutnya. Lebih pada harapan apa yang yang ingin terjadi di tahun berikutnya. Kenapa sekarang ingin memiliki resolusi 2014? Ya karena sekarang Mustafa sudah memiliki istri, jadi Mustafa ingin mencapainya bersama Musdalifah. Apa aja yang ingin Mustafa gapai di 2014? Berikut pengakuan Mustafa.

1. Punya Pekerjaan yang lebih
Memang sifat dasar manusia sepertinya selalu menginginkan lebih, tak luput menjadi keinginan Mustafa juga. Mustafa ingin memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang lebih, dengan karir yang lebih bagus, dan dengan pembuktian kemampuan Mustafa yang katanya seabrek tapi ndak sadar. Kenapa ingin lebih? Ya supaya Musdalifah tidak perlu bekerja lagi, cukup dengan tidur-tiduran nonton tivi, sedikit memasak, dan aktif di sosial media namun semua kebutuhan tercukupi. Nantinya kalau sudah punya uang banyak, Mustafa dan Musdalifah bisa hidup dengan bunga bank tanpa perlu bekerja dan hanya melakukan aktifitas dan hobi yang mereka gemari. Ya tujuan ini akan terlaksana sangat lama mungkin, tapi jalan yang bisa ditempuh pertamatama ya punya pekerjaan yang lebih lagi. wooohooooo!

2. Punya Tabungan
Sejak kecil Mustafa dibiasakan menabung. Dibiasakan di sini bukan berarti Mustafa rajin menabung, dia hanya diajarkan konsep menabung oleh orangtuanya. Paham dengan ajaran itu, tetapi sulit untuk mengerjakannya. Mustafa masih suka lapar mata dan banyak pingin. Tetiba pengen sepatu, tetiba pengen baju, tetiba pengen makan mahal, tetiba pengen beli gadget, dan tetiba-tetiba yang lain. Nah, sekarang kondisinya Mustafa sudah memiliki istri berarti harus siap dengan banyak kemungkinan "tetiba" lain yang mungkin belum pernah dia bayangkan. Coba, tetiba rumah kontrakannya digusur dan harus nyewa rumah yang mahal lagi - kan berabe. Tetiba Musdalifah hamil - kan harus nyiapin dana bersalin juga. Tetiba kredit mobil - kalok ini rodo abot juga yaa. Nah, intinya tabungan itu untuk persiapan. Dan memiliki tabungan itu tidak semata-mata memiliki tabungan, tetapi juga menjadi disiplin, memiliki prioritas pengeluaran, memiliki pembukuan yang lebih ketat lagi, dan menjadi bijaksana. Aaaahahahahahhaaa..

3. Punya Usaha Kecil-kecilan (syukur kalok bisa jadi gede-gedean)
Mustafa tidak memiliki ide cemerlang, dan tidak tau bagaimana mengasah ide yang tidak cemerlangnya. Musdalifah menutupi kekurangannya di sini. Musdalifah memiliki ide cemerlang dan memiliki semangat yang harus terus dijaga apinya agar terus menyala. Nah, mereka berdua kini baru memulai usaha kecil-kecilan dan sepertinya menjanjikan, selama mereka berdua terus semangat mereka akan saling mendorong. Nah, usaha ini dilakukan dengan hati yang gembira, awalnya sudah bagus. tinggal bagaimana mereka meneruskan. Yang ingin Mustafa lakukan adalah terus menjalankan usaha ini dan membuatnya lebih serius lagi.

4. Hobi berkelanjutan
Mustafa ingin terus menulis dan membuat film. Sayang Mustafa kurang tekun dan telaten. Akan berhasil jika Mustafa didukung oleh istrinya terus menerus dan juga teman-temannya.

5. Jatuh Cinta
Mustafa ingin 2014 dia jatuh cinta terus dengan Musdalifah. Yang ini sih sepertinya tidak sulit ya. Kadang-kadang yo kalok lagi ribut gitu ya kesel jugak, tapi di masa keselnya itu, Mustafa ingin terus jatuh cinta.

6. Menghilangkan kekurangan di point 1,2,3,4
Kekurangan yang Mustafa miliki untuk mencapai point 1-4 ingin Mustafa hilangkan. aahahahahahahahahaaaa.

Kira-kira itu aja sih ya yang Mustafa ingin capai di 2014. Semoga semua yang membaca ini bisa membantu Mustafa untuk mencapainya. Selamat akhir tahun, dan tetap bersinar di 2014. hokyah!

Thursday, November 21, 2013

Pad Thai Tahun Lalu

Satu tahun yang lalu, 21 November 2012, Mustafa meminang Musdalifah di sebuah warung makan a la Thailand. Tidak ada yang spesial memang dari tempat itu, tempatnya juga ndak apik, tapi Pad Thai ayamnya enak. Kalau tempatnya ndak apik kenapa Mustafa meminang Musdalifah di sana? lah emang napa?

Jadi ceritanya saat itu Musdalifah sibuk banget, kalok kerja dari pagi sampek malam, jadi kalau Mustafa mengajaknya pergi malam hari ndak bisa, apalagi Musdalifah kan gadis baik-baik, jadi ndak cucok kalok keluyuran malam tidak dengan suami, tapi ya bukan berarti kalau keluyurannya sama suami orang lain boleh, loh, ya. Makanya Mustafa membawa Musdalifah di sela jeda makan siang. dan seperti biasa kebingungan mau makan di mana, akhirnya yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan kantor Musdalifah, ya resto thailand itu.

Itu sudah kali ketiganya Mustafa menculik Musdalifah di saat jeda makan siang, selalu saja ada yang mereka bicarakan, dan di kali ketiga, Mustafa membawa topik pembicaraan baru. Pernikahan. Bwahhh, berdebar lah hati Mustafa saat menjemput musdalifah. Bagaimana tidak tidak lah mudah membuat seorang Musdalifah mau menikahi seseorang, apalagi saat itu Mustafa tidak memiliki apa-apa, bahkan pekerjaan pun tidak. Ahhh, peduli setan, yang penting bisa serumah bareng, masalah kerjaan ntar aja dipikirkan (tidak disarankan untuk pemula yang ingin menikah tanpa pekerjaan).

Setelah memesan Pad Thai dan es teh, sambil mulut penuh makanan, Mustafa langsung mengajak Musdalifah untuk segera menikah. Ahhhh....Musdalifah pun keselek es teh. Ya dengan Pad Thai yang berhamburan keluar dan Es teh yang akhirnya tertelan dengan susah payah, Musdalifah pun menuruti keinginan Mustafa untuk menikah. Yaaa.... begitulah.

Mustafa memang membayangkan hidup dengan Musdalifah akan bahagia, karena seumuran jadi bisa dengan mudah memahami dan mengerti. Tidak ada bayangan untuk berkelahi dan berdebat besar. Mustafa pun juga tidak memiliki bayangan apa yang dipertengkarkan oleh suami dan istri, karena Mustafa tak pernah menemui pertengkaran hebat orangtuanya. Jadi bayangan Mustafa ya bahagia-bahagia aja. Aaahahahaha...Walaupun ternyata banyak yang menjadi pergumulan di dunia rumah tangga, Mustafa tetap bahagia akhirnya sudah menikah dengan Mudalifah.

Satu tahun yang lalu Mustafa membayangkan hidup bahagia bersama Musdalifah, dan sekarang, satu tahun kemudian, bayangan itu terwujud.

Ahhhh, senangnya....lalalalala...

Monday, October 21, 2013

Take Right

Mustafa mungkin jenis orang yang tidak memiliki gairah berlimpah. Mustafa adalah orang yang biasabiasa saja. Karena menurutnya apa yang terjadi di dunia ini ya memang sudah seharusnya terjadi dan apa yang tidak terjadi di dunia ini ya karena memang tidak seharusnya terjadi. Mustafa terlihat pasrah dan mungkin mati pun tidak mengubah banyak hal.

Tidak banyak hal yang membuatnya puas. Apalagi menjadi benar. Mustafa tidak tertarik untuk menjadi benar. Karena menjadi benar berarti harus menjaga kebenarannya itu. Jangan sampai rusak. Dan itu adalah sebuah tanggung jawab yang besar karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi keesokan harinya. Banyak orang yang berusaha keras untuk menjadi benar. Tetapi benar itu menurut standar siapa? Kalau sudah benar terus ngapa?

Tidak perlu menjadi benar, selama Mustafa melakukan apa yang diyakininya dan memiliki hati yang cukup besar untuk mengakui kesalahan, maka hidup akan baik-baik saja.

Sunday, August 18, 2013

Zulu

Musdalifah dan keluarganya memelihara anjing bernama Zulu. Lebat bulunya dan besar badannya. Wajahnya memelas seperti manusia dengan kerlingan yang membuat setiap yang melihat akan luluh hatinya. Selalu  menjadi kawan bercerita dan curhat. Mustafah belum lama mengenal Zulu. Tetapi kemampuan Zulu untuk menangkap perintah berbahasa inggris membuat Mustafa berdecak kagum.

Zulu meninggal beberapa hari lalu dan seluruh keluarga meratapi kepergiannya. Ada yang lebih dari anjing ini. Zulu telah menjadi teman yang menyenangkan melebihi suami/istri/anak. Tidak pernah menjawab ketika diceritakan tentang betapa kesalnya majikan. Tidak pernah pergi dan selalu ada di tempat. Zulu selalu ada dan mendengarkan keluh kesah.

Ketika cinta sudah mulai hambar dan hanya untuk menggenapi janji, Zulu berperan memberikan kehangatan yang mempersatukan seluruh keluarga Musdalifah. Semua sepakat apabila mengambil keputusan untuk Zulu. Zulu seperti tidak bercela. Tetapi Mustafa melihat satu yang gagal dilakukan oleh Zulu, penerimaan yang ikhlas bahwa apa yang pernah diberikan, pasti akan diambil lagi. Secara logika semua yang ditinggalkan menerima, tetapi secara hati, siapa yang bisa menerima ditinggalkan apa yang telah kita sayangi.

Adios, Zulu.

ini zulu.

Wednesday, July 31, 2013

Sesal

Ada satu momen Mustafa merasakan sesal atas apa yang pernah terjadi atau pernah Mustafa lakukan. Padahal Mustafa selalu berpikir kalau apa yang sudah terjadi ya sudah, terjadilah. Ndak perlu disesali. Anggap pelajaran untuk tetap hidup. Mulai lagi dengan cara yang lebih baik. Atau maafkan dengan tulus.

Cumak ya kadang-kadang ada aja yang bikin kesel.

Harusnya kemaren ndak gini. Harusnya dulu ndak gitu. Harusnya begono. Harusnya begituh. Yaaa...fuck that! Kita uda ndak bisa ngapa-ngapain yang udah lewat.

Jadi ya kalok Mustafa sedang menemukan momen sesal, Mustafa hanya diam dan berharap tidak pernah melakukan hal yang menyesalkan itu lagi.

Sesederhana itu.

Penglaju

Sebagai manusia biasa, tentu saja Mustafa bisa merasakan benci juga. Kali ini Mustafa memberikan beberapa pengendara yang dibencinya saat berkendara dari Moonrise Kingdom ke tempatnya bekerja dan juga sebaliknya.

1. Tak berhelm.
Namanya helm kan ya penting banget, apalagi kalo untuk perjalanan jauh, dan ramai. Helm itu digunakan untuk melindungi kepala kalo semisal kepala kejedot aspal agar tidak bocor atau pecah nantinya. Kalo kepalanya bocor kan mati, terus nanti yang rugi juga anak-anaknya yang ditinggal mati, suami/istri yang ditinggal mati, bapak/ibu yang ditinggal mati, dan banyak yang ditinggal mati lainnya. Cuma pake helm doang apa susahnya sih. Lagian kan kalo ndak pakek helm juga bakal ditilang polisi.
Tipe pengendara motor tak berhelm ini biasanya mempunyai tendensi untuk melanggar lalu lintas yang cukup tinggi. Keinginan untuk bablas kebut saat lampu berwarna kuning sangat tinggi.

2. Berhijab heboh dengan warna ngejreng.
Sebagian pengendara motor wanita yang berhijab memang ceroboh, jarang sekali melihat spion sebelum belok. Mungkin dengan hijab sudah merasa aman kalo kenapa-kenapa, cuma ya bikin rugi pengendara lainnya kalok tetiba belok ga kasih tanda. Lagian kalo pake hijab kan biasanya heboh tuh sampek roknya juga yang lebar mobat-mabit kemana mana, apalagi kalo warnanya ngejreng jambon ato kuning ato hijau gitu...ya bukan kenapa-napa sih, cumak Mustafa jadi silau matanya ngeliatin kaya gitu. untung ndak hilang konsentrasi Mustafa.

3. Tak Sabaran.
Pengendara sepeda motor seperti ini sukaknya klakson waktu lampu lalulintas masih merah. Padahal penghitung waktunya masih di detik ke-3. Terus abis gitu, kalok misalnya lagi jalan, terus ada mbak berhijab heboh dengan warna ngejreng tau-tau belok ngambil jalur sembarangan, biasanya si pengendara tak sabaran langsung bunyikan klakson kenceng dan lama banget, terus pas nyelip mbak berhijab heboh dengan warna ngejreng itu tadi, biasanya nengok gitu ngeliatin mukanya si mbak tadi dengan culas...terus mblayer. Ga tau dah itu mau Tebar Pesona apa nantang balapan.
Nah, si pengendara Tak Sabaran ini juga ada di pengendara mobil. Pengendara mobil yang tak sabaran jauh lebih menyebalkan lagi daripada pengendara motor tak sabaran. Yaiyalah, udah naek mobil kaga kena panas ato hujan ato apalagi debu, masih aja kaga sabaran.

4. Nyolong Start.
Pengendara nyolong start ini biasanya massive! Kalok ada satu yang nyolong lampu merah, biasanya diikuti pengendara lain. Dan Mustafa mau ndak mau juga jadi nyolong lampu merah. Karena kalok Mustafa tetep berenti, yang di belakang Mustafa juga pasti bunyiin klakson ribut banget dah. jadi, penyolong start ini selalu ada pengendara yang melakukannya lebih dulu sehingga diikuti oleh motor-motor lain dan jadinya nyolong start massal. Ntar giliran ada yang ditilang polisi ajah, mukanya jadi cemberut!

5. Berknalpot berisik.
Tidak ada estetika dari suara knalpot motor yang berisik banget. Apalagi kalok deket-deket Mustafa pas lagi nunggu lampu merah. Alamak! Mustafa langsung emosik! Dan anehnya nih ya, motor yang knalpotnya berisik, biasanya motornya jelek. Ga tau kenapa, tapi motor-motor itu biasanya dikasih stiker norak gitu, ada glitter emasnya gitu, terus bodynya ngga genep - selalu ada yang dicopot entah kenapa. Dan pastinya ugal-ugalan dong naek motornya. Terus yang berknalpot berisik ini biasanya jaketnya sama sepatunya jelek, kayak ndak punyak selera berbusana yang bagus gitu loh. Jadi pakek jaketnya tuh ndak sesuai sama bentuk badannya, terus sepatunya tuh ndak masuk sama celananya, belon lagi pilihan helmnya yang aneh. Kacau banget dah.

6. Riding & Texting.
Ini kacau juga ya, kirim SMS sambil ngendarain motor, kayak ndak ada waktu lain buat ngabarin yayangnya udah mau nyampek kos-kosan gitu loh. Coba bayangkan yayang kamu sms "Sayang aku sudah deket ko..'GUBRAKKK!'" gitu. Ya walopun ndak mungkin juga kirim sms pakek bunyik tabrakan gitu sih. Tapi kan selalu ada kemungkinan tinggi kecelakaan, karena otak membagi tugas dan memeah konsentrasi berkendara sampai 50%. Fatal loh akibatnya. mending berenti dulu di pinggir jalan, kalok ndak ya tunggu pas kenak lampu merah baru sms-an kan bisak.

7. Pacaran.
Ini paling aneh. Kenapa ya kalok lagi pelukan mesra sampe ceweknya njengking gitu kayak ndak peduli ada bus dan truk yang melaju dengan kencang siap menghajar mereka dan maut memisahkan. Masnya tuh sukaknya nengok ke mbaknya gitu, kepalanya sampe kayak ketarik gitu terus ndak sadar kalok motornya mulai berjalan menyamping. Mending ngeliatin spion!

Yang paling bikin Mustafa sebal adalah pengendara yang memiliki knalpot berisik. Soalnya bikin Mustafa emosik kalo ndenger suara ribut gitu. Mustafa seperti pengen teriakin tuh orang sambil ngeluarin belati yang disimpan Mustafa di pinggangnya dan menggorok leher si pengendara berknalpot berisik itu sampek lehernya dan kepalanya setengah copot. Kalo kepalanya copot kan uda langsung mati, sakitynya cuma bentar, kalo setengah potol tuh sakitnya lama, jadi sempet mikir kalok knalpot motornya tuh bikin sakit hati orang lain. Mungkin setelah reinkarnasi dia akan kapok dan juga akan memakai busana yang lebih bagus lagi saat berkendara.

Mari berkendara dengan tenang, sabar, dan sopan. Insyaallah selamat sampai tujuan dan bertemu keluarga lagi.

Monday, July 22, 2013

Istri

Punya istri dulu dipikiran Mustafa adalah memberikan beban hidup Mustafa pada orang lain. Yang harus membuat seseorang menunggu Mustafa di saat pulang kerja atau pulang main sekalipun. Yang harus memasak untuk Mustafa dan menyiapkan tetek bengek. Yang harus membangunkan Mustafa dengan susah payah di pagi hari. Yang harus rela tidak mendapatkan uang sangu dari orangtuanya lagi karena pencitraan menjadi tanggung jawab suami dan harus menerima seberapapun yang diberikan suami. Yang harus bangun lebih pagi untuk memasak air buat ngopi. Yang harus mencucikan beberapa pakaian kesayangan Mustafa. dan yang lain-lainnya masih banyak lagi dah.

Berat meminta Musdalifah menjalankan itu semua. Mustafa hanya ingin Musdalifah tiduran lehaleho dan menikmati hidup. Ada rasa tidak tega melihat istrinya dengan kantung mata  yang menonjol memasak pagipagi menyiapkan sarapan. Selesai masak melepas Mustafa pergi bekerja, baru bisa bersiap untuk berangkat kerja. Pulang larut malam seusai Mustafa selesai kerja.

Berat rasanya, tetapi Musdalifah membuat Mustafa yakin kalau setiap istri akan melakukan itu dan membuat istri itu bahagia. Jadi Mustafa hanya perlu berbaring dan melihat apa yang perlu dilakukan Musdalifah, maka Musdalifah akan bahagia. Tidak perlu resah dan tidak perlu gundah, ini yang memang diinginkan oleh Musdalifah. Perlulah Mustafa mendukung keinginan istrinya itu. Amin.

Janji loh ya....ndak boleh nakal...

Tuesday, July 16, 2013

We boys are envious

Mustafa kecil berada di lingkungan yang penuh mainan. Maksudnya bukan lingkungan rumah Mustafa yang penuh mainan, tetapi lingkungan tetangga-tetangga Mustafa. Barang-barang milik teman Mustafa selalu lebih banyak dan lebih modern. Saat mereka punya Rollerblade, Mustafa masi naik sepeda. Saat mereka sudah ganti Remote control, Mustafa masih main Hotwheels. Saat mereka punyak Voltus, Mustafa harus puas dengan action figure Si Gobang. Nah, Mustafa terlahir menjadi anak yang sirik dan pengenan.

Setelah dewasa Mustafa sudah berfikir lebih baik lagi. Tidak ada lagi sirik dan pengenan. Cuma satu hal yang diamini Mustafa untuk mengatasi pengenannya, bersyukur. Sedikit klise dan norak bagi Mustafa untuk mengucapkan "bersyukur". Tetapi memang hanya itu jawaban yang Mustafa berikan. Dan harus melalui 20 tahun untuk menghilangkan rasa sirik dan menemukan keajaiban rasa syukur.

Lalu apakah sekarang Mustafa sudah frigid dan ndak pengen apa-apa?

Ya...Mustafa sih sudah seperti lengkap gitu hidupnya. Walopun cuma tinggal di Moonrise Kingdom tanpa tukang kebun sehingga rumput di halamannya menjadi liar dan berantakan. Walaupun istrinya cuma satu tetapi setia menunggu pulang kerja dan rela bangun pagi untuk menyiapkan bekal makan siang serta rela setiap saat ditelpon ketika Mustafa mutung dan emosi jiwa. Walopun harta benda yang paling berharga cuma cincin kawin kecilnya yang tidak boleh lupa dibawa kerja dan akan menyalahkan Musdalifah jika sampai ketinggalan - walaupun bukan salah Musdalifah. Ya itu dah yang sekarang Mustafa miliki dan sangat dieman-eman. Mustafa yakin jika ada yang merasa sirik dan pengenan terhadap Mustafa seperti Mustafa kecil dulu adalah itu semua, kebahagiaan dari keluarga kecil yang coba dibesarkan oleh Mustafa.

Lalu apakah sekarang Mustafa sudah frigid dan ndak pengen apa-apa?

Ya...Masih pengen TV Sony Bravia yang 46". Masih pengen X-Box One. Masih pengen mid-high sneakers Nike dan Reebok. Masih pengen kaos Uniqlo sama Hanes juga. Masih pengen celana jeans Volcom. Masih pengen ikat pinggang kulit levi's. Masih pengen VW Golf VI GTI. Masih pengen nonton konser JKT 48.

Ternyata Mustafa masih pengen banyak yaaaaa, tapi Mustafa sudah sangat puas dengan apa yang dimilikinya sekarang ini dan setiap hari Mustafa merasa kalau dia sudah tidak pengen apa-apa lagi...selain pengen bisa bayar listrik dan air tepat waktu, yaaaa...

waaaaahhhhhh....ayo nyanyik!
jkt48-ig.blogspot.com

Friday, July 12, 2013

Commuter

Jadi, Mustafa setelah menikah itu adalah Mustafa yang ngelaju 50km per hari demi sebuah gadget. Ya, bukan demi sesuap nasi, tetapi demi sebuah gadget yang keinginannya selalu bertambah terus. Kalau demi sesuap nasi sepertinya terlalu naif ya, secara kalau makan pun ya ndak cuma sesuap, tetapi banyak suap. 

Nah, kalau mau gadget itu artinya harus bekerja beberapa tahun supaya kekumpul duitnya. Kalau duidnya uda kekumpul terus dapet gadget, Mustafa akan terus ngelaju demi sebuah mobil. Kalau demi sebuah mobil sih sepertinya perlu beberapa puluh tahun ya, tapi tidaklah mengapa, namanya rejeki juga pasti ada yang ngatur, ntar kan kalok udah saatnya punyak mobil pasti tau-tau juga ada. 

Kalau mau punya mobil juga ndak bisa sembarangan, mobilnya harus yang keren biar ndak malu bawa ke mall, bawa ke hotel bintang 5, bawa ke tempat kerja, bawa ke kafe. Jadi ya ndak ada istilah sederhana-sederhanaan, semua harus serba berkelas. Makanya harta benda milik Mustafa pun sedikit sekali jumlahnya kalau dibandingkan punya Musdalifah atau Masmus sekalipun. 

Lagipula yang ngelaju tuh kan juga ya ndak sedikit, banyak loh ternyata orang yang ngelaju dari Klaten-Jogja. Dari yang ngelaju itu Mustafa harus tetap kece dan eye catching dong pastinya. Semua harus serba dipilih dengan hati-hati. Jadi ya kalok mau cari Mustafa di rimba penglaju itu, perhatikan saja yang jaketnya dan sepatunya paling norak, pastilah itu dia. 

Untuk sepeda motor, Mustafa ndak sukak yang berisik-berisik gitu knalpotnya, kesannya ndeso gitu loh kalau suara motornya berisik. Apalagi kalo motornya berisik, ngebut ndak jelas, jaketnya jelek. Iyuuuhhhhh!!!  Dan ternyata penglaju tuh banyak banget yang motornya berisik, jadi sering bikin Mustafa emosi jiwa gitu ya. Terlebih kalau macet ndak bisa jalan terus berada di deket motor berisik, itu namanya national disaster dah. 

Yang sering bikin macet ya ada banyak faktor sih, misalnya kalau ada mobil yang ngelanggar lampu merah gitu, terus bikin macet, kan bego banget ya. Nah, biasanya mobil yang sukak ngelanggar lampu merah atau yang ndak tertib lalulintas tuh mobil-mobil murahan seperti xenia-avanza atau panther gitu. Jadi yang sok keren gitu dah. Makanya Mustafa juga ndak mau punyak mobil sembarang, supaya pencitraan Mustafa sebagai orang yang tertib lalulintas tidak rusak hanya karena merek mobil.

Terus yang sering bikin macet adalah perbaikan jalan. Perbaikan jalan tuh ya kadang-kadang ndak ngeliat jam sih. Kalau jam penglaju beraksi tuh mbok ya kerjanya ntaran dulu biar ndak ngganggu yang harus tepat waktu pulangnya. Seharusnya kalau perbaikan jalan tuh pas jam dugemers beraksi, jadi kalau pada pulang dugem mereka harus pelan-pelan jalannya, secara kan yo mabuk juga toh mustinya kalok pada abis dugem. Tapi yang seru tuh ya kalau perbaikan jalan, setelah jalannya selesai diperbaiki, penglaju tuh seperti punya perasaan kalau mereka yang pertama kali mencicipi jalanan mulus, bwahaahahaaahahaha. Jadi penglaju tuh sepertinya ya diperhatikan juga sama pemerintah. 

Cuma ya penglaju juga harus hati-hati kalau lagi ngelaju, hati-hati. Bahaya, harus bertarung dengan truk dan bis. Supaya selamat sampai tujuan, tidak diperenguti sama atasan dan sama istri. 





Wednesday, July 10, 2013

Kebahagiaan Pranikah: Resepsi

"Kamu tidak bahagia, ya, saat kita menikah?"

Jadi ini proses terakhir dari seri menikah Mustafa - Musdalifah yang legendaris. Resepsi. Inginnya melakukan resepsi secara sederhana yang hanya didatangi oleh orang-orang terdekat, dilaksanakan di tempat yang nyaman dan hangat, dengan alunan musik yang tidak terlalu jazzy agar tidak tampak seperti pasangan sok asik, makanan yang enak dan banyak, make up yang tipis dan tidak terlalu mencolok, pokoknya sederhana dah.

Yang terjadi seperti ini, hujan sepanjang siang sampai malam membuat Mustafa-Musdalifah panik. Paes yang dengan brutal membubuhkan make up tebal berjaga dan berkeliaran tak melepaskan Musdalifah-Mustafa, membuat Mustafa tidak bisa bertemu dan berpelukan dengan Musdalifah. Kerabat yang tidak dapat datang. Makanan yang tidak sempat tercicipi semua. Hasil foto yang membuat Mustafa seperti vampir. 

Ternyata setelah dijalani, resepsi juga tidaklah seburuk itu. Ya, hujan memang membuat panik, tapi jika memang semesta mengizinkan pasti juga hujan akan berhenti, dan ya, hujan memang berhenti. Paes memang brutal, tapi toh paes pun bermaksud baik, hanya ingin membuat Mustafa dan Musdalifah terlihat apik jika nanti difoto, walaupun seleranya memang berbeda jauh antara yang tua dan Mustafa yang kekanak-kanakan. Kerabat yang tidak dapat datang. Ya mungkin juga lagi ada acara, kalau mereka tidak terhalang juga pasti datang kok. Toh malamnya banyak sekali yang menemani Mustafa-Musdalifah  mabuk-mabukkan sampai pagi. Hasil foto seperti vampir itu hanya perlu diacuhkan saja, yang penting udah resepsi, semua bakalan beres. 

Jadi, Mustafa biarpun terlihat jelek rupanya, dia tetap bahagia. Akan menjadi tidak bahagia apabila pasangan Mustafa adalah wanita selain Musdalifah. Ya, selamat menikah untuk Mustafa dan Musdalifah, semoga kebahagiaan resepsi terus mengawal sepanjang usia mereka. 

Sunday, June 30, 2013

Kebahagiaan Pranikah: Midodareni

"Kamu tidak bahagia, ya, saat kita menikah?"

Ya gimana yaaaaa, Mustafa juga bingung dah njawabnya. Kalo dibilang ga bahagia juga ndak tepat, soalnya Mustafa yang ngajak kawin, tapi kalo dibilang bahagia juga ya..."mana calon istri gw!?" soalnya Mustafa ngerasa kalo udah lama banget ndak ketemu Musdalifah, mau kawin kok kesannya malah disuruh berjuang sendiri-sendiri sih...Mustafa di sini - Musdalifah di sana. Jauh!

Setelah acara siraman, sekitar dua jam kemudian acara masih dilanjutkan, yaitu Midodareni. Midodareni ini...ehhmmm...ngapain ya...pokonya malem midodareni, gt dah orang-orang pada bilang. Jadi ya karena namanya malem midodareni, ya harus dilaksanakan malam juga. Mungkin ini yang dinamakan lamaran adat jawa.

Malam Midodareni ini acaranya adalah temu keluarga Mustafa dengan keluarga Musdalifah, dimana keluarga Mustafa membawakan berbagai macam serah-serahan dari alat mandi, pakaian, tas, sepatu, make up, sampai dengan beras. Jadi nanti dari pihak keluarga Mustafa akan memiliki MC sendiri yang diduelkan dengan MC Musdalifah. Kedua MC ini akan battle dengan bahasa jawa yang sangat halus sampai-sampai Mustafa tidak bisa memahami apa sebenarnya yang diucapkan oleh mereka berdua. Tapi katanya sih mereka saling mengutarakan maksud dan tujuan datang kepada keluarga Musdalifah. 

Dan Musdalifah disembunyikan tidak boleh bertemu dengan Mustafa.

Nah, MC dari Musdalifah ini rada nakal, masa' Mustafa dan Abah - Umi dipanggil kedepan dihadapan puluhan tamu, lalu diadu dengan Abah-Umi Musdalifah. Lalu MC meminta saling salaman untuk kemudian menyerahkan Mustafa untuk ikut kepada keluarga Musdalifah. Nah loh. Jadi Mustafa tidak kembali lagi ke tempat duduk pihak Mustafa, tetapi langsung duduk dengan pihak Musdalifah. 

Dan Musdalifah disembunyikan tidak boleh bertemu dengan Mustafa.

Haaaaah. Lalu acara doa yang dipimpin oleh dua pemudi yang ceria dengan lagu yang membuat Mustafa mengeluarkan suara fals. Mustafa hanya bisa tertunduk berpura-pura menyanyi padahal hanya megap-megap ga jelas suaranya sambil matanya menatap sepatu sendiri layaknya personil band aliran shoegaze. Dilanjutkan dengan makan malam yang sederhana tetapi nikmat, sedikit bersenda gurau dengan para hadirin, dan Mustafa lebih memilih mengintip Musdalifah dari kejauhan. Kamar tempat persembunyian Musdalifah memiliki jendela kaca superbesar dengan tirai yang dibiarkan terbuka. Dan Musdalifah beserta beberapa temannya berada di dalam sana. Ya, Musdalifah cantik sekali. 

Dan Musdalifah disembunyikan tidak boleh bertemu dengan Mustafa.

Mustafa tidak berani mendatangi Musdalifah atau melihat berlama-lama, takut kalau pamali dan hasilnya justru tidak baik nantinya. Maka Mustafa membuang muka dari jendela itu, dan kembali ke tempat acara tadi berlangsung. MC dari pihak Musdalifah menutup acara dengan bahasa Jawa yang sekali lagi tidak dapat dimengerti oleh Mustafa, kemudian mempersilahkan tamu wanita yang ingin bertemu dengan Musdalifah. Tentu saja Mustafa tidak boleh. Komentar dari para tamu yang masuk dan menemui Musdalifah pun bermacam-macam, tapi yang paling Mustafa ingat adalah komentar dari seorang kerabat Mustafa, "Aku habis ketemu bidadari". bwahahahahahahaa...Entah kenapa Mustafa malah tersipu-sipu malu, padahal yang dipuji bukan Mustafa.

Ah, Mustafa tetap belum bisa bertemu dengan Musdalifah, mereka semakin lama terpisah, padahal malam ini mereka sudah berada sangat dekat. Kesal rasanya sudah sedekat itu tidak bisa bertemu. Di dalam kesalnya Mustafa tetap belum bisa menjawab pertanyaan Musdalifah, namun berbeda dengan acara sebelumnya, Mustafa kini bisa tersenyum-senyum sendiri.  

Kaya' cendol dah, penuh bangetttt

Kebahagiaan Pranikah: Siraman

"Kamu tidak bahagia, ya, saat kita menikah?"

Mustafa terus menenggak bir dingin bersama kedua kakaknya. Pitcher kedua dan mereka masih tertawa terbahak-bahak. Hari semakin pagi dan dingin semakin menusuk. Mustafa masih tegang sehabis mengikuti doa bersama dan menjadi pusat perhatian. Sampai akhirnya mereka pulang dan membubarkan diri.

Sesampainya di rumah, Mustafa tambah terkejut lagi, karena bagian dalam rumah sudah dihias sedemikian rupa untuk acara berikutnya, siraman. Siraman itu acara memandikan pengantin. Musdalifah juga dimandikan, hanya saja acaranya berada di tempat terpisah. Hiasannya heboh dan penuh bunga. Mustafa suka dengan bunga, hanya saja tidak untuk dipasang secara sporadis di seluruh rumah dan berwarnawarni. Jika saja hiasan ada di satu pot kecil sebagai pusat, tentu Mustafa akan jatuh cinta. Tetapi ini di sepanjang tangga menuju kamar Mustafa dipasang bunga, di backdrop dipasang bunga, diluar rumah dipasang backdrop. Musdalifah tentu sudah tidur, tak ingin Mustafa membangunkan Musdalifah untuk menenangkannya. Tidurlah Mustafa.

Keesokan paginya Mustafa bangun dan menemukan rumahnya sudah dihias lebih ramai lagi. Kursi dipasang di banyak tempat. Di halaman luar terpasang tenda yang menurut banyak orang cantik. Tenda dua warna yang banyak digunakan orang kawinan. Tenda di halaman itu digunakan untuk upacara siraman. Paniklah Mustafa, tanpa mandi Mustafa menggeber sepeda motornya ke warnet terdekat karena tidak kuat membayangkan akan seperti apa malunya Mustafa nanti. 

Setelah tenang, Mustafa pulang dari warnet dengan kesiapan dan kerelaan untuk diapa-apakan. Disambut oleh Umi yang lega melihat Mustafa kembali, karena dipikir mustafa akan kabur dan tak kembali atas teror yang tercipta di rumah. Mustafa menenangkan Umi dengan meyakinkan Umi kalau Mustafa tak akan lari dari ini. Tak lama Paes yang akan mengatur segala upacara datang. Mustafa kembali merasakan dorongan untuk lari.

Paes memulai tugasnya. Membedaki Mustafa dan melipstiki Mustafa. Kini Mustafa sudah berpakaian jawa dengan bedak dan lipstik. Mustafa tidak suka dengan hal ini, karena menurut Mustafa, bedak dan lipstik seharusnya dikenakan perempuan saja. Jadi tidak perlu pria berdandan hanya untuk alasan supaya bagus difoto nanti. Mustafa menyembah pada paes untuk tidak dibedaki, tetapi sudah tidak bisa lagi. akhirnya hanya tipis saja bedaknya. 

Paes menjelaskan apa yang harus dilakukan Mustafa, bagaimana caranya sungkem, bagaimana caranya berjalan duduk, dan bagaimana caranya hormat. Mustafa sungkem dulu pada Abah, kemudian pada Umi, kemudian pada Orang tua Umi, dan terakhir kakak laki-laki Mustafa. Mustafa merasa geli saat harus sungkem pada kakak Mustafa, karena mereka berdua sudah sering bercanda terlalu lama, dan....sebenarnya dahulu mereka tidak menginginkan pernikahan karena malas ribet dengan adat jawa yang mau tak mau harus dilakukan. Tapi sampai juga mereka berdua pada posisi itu. Tetaplah dengan rela mereka mengikutinya.


Setelah sungkem, pakaian Mustafa dilucuti, bertelanjang dada dan dikalungi rangkaian bunga melati. Mustafa malu bukan kepalang, perutnya yang buncit diumbar kemanamana dan dadanya yang terepes pun terbuka dengan malumalu. Mustafa kemudian digiring ke tenda luar untuk dimandikan. Air untuk memandikan pun tidak sembarang, harus diambil dari 7 mata air yang berbeda, kemudian diaduk menjadi satu dengan kembang yang berupawarnanya. Abah dan Umi menyiram bergantian dengan doa yang dibisikkan, tentunya doa itu untuk kebaikan Mustafa. Setelah Abah dan Umi, bergantian pakdhe-palkdhe dan beberapa tetangga yang sudah pernah mantu diminta untuk memandikan Mustafa, semuanya sambil mengucapkan doa. 

Setelah dimandikan, rambut Mustafa digunting 3 kali, sedikit sedikit saja supaya tidak terlalu pitak nantinya. Rambut disimpan ke dalam wadah untuk disatukan dengan potongan rambut Musdalifah untuk dikubur di tanah orangtua. Setelah itu air kendi sisa siraman harus dihabiskan semua dan kendinya dipecahkan. Laluuuu...ada...hmmm...Mustafa digendong oleh Abah dan Umi. Menggendongnya pun tidak menggendong beneran, cuma pura-pura aja, soalnya Abah dan Umi badannya lebih kecil jadi tidak mungkin kuat mengangkat Mustafa yang lumayan berat. Kemudian selesai.

Acara Siraman selesai, Mustafa digiring ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan Mustafa memeluk Abah dan Umi menggantikan sungkem. Karena sungkem adalah acara yang dibuat-buat dan tidak dilaksanakan dengan kesadaran Mustafa, karena itu Mustafa meminta maaf atas segala dosa, meminta agar Abah dan Umi merelakan Mustafa untuk hidup dengan Musdalifah, meminta agar Abah dan Umi juga percaya kalau Mustafa dan musdalifah akan baik-baik saja. Kemudian hujan air mata. 

Sungkeman memang mengharukan, tetapi Mustafa tidak terharu karena harus diatur-atur sungkemnya seperti apa, jalannya seperti apa, memegang lutut dan menciumnya seperti apa, sampai harus diatur supaya Mustafa mencium pipi kanan-kiri orangtuanya. Ya, akhirnya upacara pun terlaksana tanpa kesadaran yang sesuai takarannya. Makanya Mustafa merasa perlu untuk sungkem pada orangtuanya dengan caranya sendiri, dengan ruang yang lebih privat, dan tanpa harus difoto.

Mustafa masih sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan Musdalifah, karena masih ada yang mengganjal rasanya.


resik!

Thursday, June 27, 2013

Kebahagiaan Pranikah: Bidston

"Kamu tidak bahagia, ya, saat kita menikah?"

Itu tanya Musdalifah pada Mustafa di sebuah malam yang misterius. Bagaikan belati dingin dan keji yang Mustafa rasakan saat mendengarnya, tidak tahu apa jawaban yang sebenarnya diharapkan Musdalifah. Mustafa mengingat balik kejadian apa saja yang dialaminya saat itu.

Rabu adalah hari terakhir Mustafa bekerja sebelum cuti. Seperti hari biasa, seusai bekerja Mustafa tidak segera pulang, dia nongkrong dulu di kafe murahan dekat kantornya bersama sobatnya. Sedatang gelap, barulah Mustafa pulang. Betapa terkejutnya Mustafa melihat tenda yang sangat besar sudah terpajang di depan rumahnya. 

Tenda-tenda itu adalah tenda yang akan digunakan untuk menyambut tamu saat acara berdoa bersama pada hari kamis. Orangtua Mustafa jauh-jauh hari sudah menjelaskan kalau ingin mengadakan acara doa bersama agar hidup pernikahan Mustafa-Musdalifah akan berjalan baik sesuai dengan jalan Kristus, yaaaa...Mustafa tentu saja menerimanya dengan suka cita, apalagi dijanjikan untuk membuatnya menjadi acara doa bersama yang sederhana dan dihadiri oleh sedikit orang. Yaaaa...melihat tenda yang raksasa itu membuat hati Mustafa ciut, ternyata Mustafa dan orangtuanya memiliki deskripsi 'sederhana' sangat berbeda. Mustafa seketika ketakutan dan rasa malu menghampirinya. Tidak ada kepercayaan diri yang bisa Mustafa bangun. Pernikahan sudah mulai terlihat menakutkan. 

Apa yang Mustafa lakukan pada saat seperti itu? Mustafa biasanya mencari Musdalifah, tetapi sayang sekali Musdalifah sudah tidak dapat ditemui lagi, karena Musdalifah sudah dipingit dan tidak boleh bertemu dengan Mustafa. "ini celaka", pikir Mustafa. Akhirnya Mustafa hanya mengandalkan telepon genggam dan menghubungi Musdalifah, untunglah teleponnya tidak turut dipingit sehingga Mustafa masih bisa menghubungi.  Dengan keibuan Musdalifah menenangkan Mustafa untuk tidak perlu kuatir. Kemudian Mustafa tertidur.

Kamis adalah hari acara doa bersama. Mustafa tegang seharian setelah melihat kursi mulai disusun dibawah tenda, gubug untuk menyajikan makan malam mulai disusun, podium untuk pendeta berkhotbah mulai disiapkan, sound system mulai disetting. Seperti acara mantenan biasanya, untuk test sound selalu menggunakan tembang jawa. dan rumah Mustafa pun mendadak berubah seperti sedang ada di pedesaan dengan pakaian jawa yang berwarna mengkilat menyala dan dandanan menor. Suasana seketika mencekam. Bayangan Mustafa akan menghadiri doa massal tanpa kehadiran Musdalifah sangatlah menyeramkan. 

Yup, Musdalifah tidak dapat hadir. Musdalifah masih dipingit dan tidak boleh bertemu dengan Mustafa. Jadwal doa syukur pun tidak bisa dirubah karena orangtua Mustafa tidak mau mengubahnya. Orang yang hadir untuk mengikuti acara doa bersama pun tidak bisa bertem dengan Musdalifah, tidak ada calon pengantin putri terasa aneh pada saat-saat seperti itu. Ramainya orang-orang yang tidak Mustafa kenal dengan dekat, absennya Musdalifah, fokus yang tertuju pada Mustafa, hal-hal itu membuat perut Mustafa menjadi mules dan keringat dingin bercucuran. Tidak ada yang bisa menenangkan Mustafa selain Musdalifah, dan Musdalifah tidak ada. Pendeta yang berkhotbah pun tidak Mustafa kenal. 

Awalnya Mustafa tidak mau duduk dipajang di dekat mimbar tempat pendeta berkhotbah. Mustafa sempat bersembunyi di samping rumah dekat sumur tua. banyak orang mencarinya. Kerabat orangtua Mustafa yang datang turut gelisah karena pengantin pria tidak kunjung tampak. Mustafa ketakutan setengah mati. Mustafa merasakan geram dan benci pada orangtuanya yang menempatkan Mustafa di situasi seperti itu. Mustafa menyesal hidup di alam kristiani yang tidak bisa Mustafa pilih. Orang-orang bersikap ramah pada Mustafa yang tidak pernah duduk ngobrol - hampir tidak kenal, bahkan namanya pun tidak tahu. Tetapi semuanya berusaha terlihat ramah dan baik-baik saja. Entah apa yang ada di benak orang-orang itu.

Akhirnya Mustafa ditemukan oleh Umi bersembunyi di dekat sumur. Seketika diomel panjang lebar dan ditarik untuk duduk di hadapan para tamu yang sudah hadir terlebih dahulu. Mustafa muncul tanpa alas kaki, celana jeans super ketat, dan kemeja yang tidak rapih. Mustafa tidak dapat berpikir. Di samping Mustafa telah duduk Abah dengan batik dan sepatu mengkilat. Mustafa tambah merasa buruk lagi. Berulangkali pendeta berkhotbah sambil menunjuk Mustafa yang membuat calon pengantin pria ini ingin pingsan. 

Menit berlalu. Jam berlalu. Acara selesai. Abah menutup acara dengan mempersilahkan para tamu untuk menikmati hidangan. Mustafa sudah diancam untuk selalu dekat dengan Abah dan berdiri di samping abah di depan rumah untuk menyalami para tamu satu per satu. Tidak bayak wajah yang bisa Mustafa sebutkan namanya. Beberapa wajah asing. Salaman demi salaman dilalui Mustafa dengan senyum lebar yang dibuat-buat dan membuat mulutnya kaku. Tamu bubar.

Mustafa berganti pakaian dan membeli bir. Masih belum bisa menjawab pertanyaan Musdalifah.

menegangkan


Friday, June 21, 2013

Moonrise Kingdom

Segera setelah Mustafa menikah dengan Musdalifah, mereka tinggal di sebuah rumah sewaan bersama dengan adik Musdalifah, Masmus, yang tentu saja ke-arab-araban itu. Sebuah rumah kecil yang hangat buat mereka bertiga dan perlahan-lahan disi dengan perabotan modern dengan disain jempolan yang sedikit terlalu wah untuk rumah itu. Mustafa, Musdalifah, dan Masmus manamai rumah kecil itu "Moonrise Kingdom", setelah nama "Sangkar Serigala" dan "Wolves' Lair" dirasa terlalu suram.

Moonrise Kingdom atau Moonking diambil dari sebuah judul film awkward yang mengena di hati Mustafa dan Musdalifah, dengan harapan rumah itu menjadi Kingdom bagi mereka dan juga akan bermanfaat bagi orang lain. Ya, manfaat dimaksud adalah menjadikan penghuninya berguna bagi orang lain. Karena ini masih rumah sewaan, barti ya mungkin Moonking akan berubah bentuk setiap tahun, sampai tabungannya cukup untuk memiliki Moonking permanen pada waktunya nanti. Sama seperti Mustafa yang akhirnya memiliki pasangan permanen saat usianya cukup dan waktunya tepat.

Begitu masuk gerbang Moonking, tentu saja akan bertemu dengan garasi yang hanya atap dan disebelah kiri ada pintu dan halaman kecil. Halaman ini nantinya akan dibuat seperti taman yang indah penuh dengan tanaman dan bunga-bunga. Bayangan yang ada di benak Mustafa adalah taman ini diisi dengan mainan lego berbentuk pohon mangga atau pohon cemara, lalu ada lego bunga tulip berhiaskan lego star wars. Ya sepertinya bayangan itu hanya akan tetap menjadi bayangan Mustafa, karena tidak mungkin Musdalifah menginginkan taman yang kekanak-kanakan seperti itu hanya kerna Mustafa tidak suka dengan rumput liar yang tumbuh di taman Moonking.

Di dalam Moonking ada kamar mandi, kamar tidur Masmus, dan kamar tidur Mustafa-Musdalifah lengkap dengan sebuah kamar mandi kecil didalamnya. Jika nanti kebelakang ada dapur, wastafel, dan tempat mencuci pakaian lengkap dengan pemandangan sebuah taman lagi yang berlantaikan batako. Baru ada 1 kursi di Moonking, dan itu sangat nyaman, berwarna merah dan terlihat hangat. Nyaman rasanya duduk di sana. Di dekat kursi itu ada timbangan berat badan yang jarang sekali digunakan, karena penghuni Moonking terlalu takut pada konsekuensi atas segala makanan yang mereka konsumsi dan olah raga yang tak kunjung mereka lakukan.

Satu ruangan lagi yang ada di Moonking adalah Ruang Wardrobe yang berisi lemari pakaian dan kotak sepatu. Segala pemuas nafsu busana mereka ada di Ruang Wardrobe. Lampu ruangannya selalu menyala agar tidak lembab dan pakaian terawat. Mustafa serahkan semuanya pada Musdalifah, karena Musdalifah lebih tahu perihal ini. Seperti halnya Musdalifah lebih tahu perihal merawat mobil, menjaga agar pakaian tidak pudar warnanya, bagaimana cara memperbaiki meja dan kursi, menghapal obat-obatan dan khasiatnya, sampai bagaimana menakar kopi dalam gelas yang berbeda-beda.

Lalu apa yang Mustafa lebih tahu?

... ... ...

*nenggak cocacola*

... ... ...

*kepul-kepul rorok*

... ... ... ... ...

*berpikir keras*

... ... ... ... ... ...

apa yaaa...?

... ... ... ... ... ... ...

*matikan rokok kemudian tidur*



Tuesday, June 18, 2013

cinta & komitmen

Ya, seperti yang sudah diakui oleh Mustafa, Mustafa memang jatuh cinta pada Musdalifah dan konsekuensi atas jatuh cintanya itu membawa mereka berdua pada apa yang dinamakan oleh pernikahan. Agar semakin sah cinta mereka di mata negara dan agama.

Cinta.

Mustafa memang jatuh cinta pada Musdalifah sejak dahulu kala mereka bertemu pertama kali. 8 tahun lamanya. Tetapi apakah benar dulu Mustafa jatuh cinta pada Musdalifah? Padahal dahulu Mustafa masih bersama dengan perempuan lain dan Musdalifah pun masih bersama dengan pria lain.

Mustafa terlihat memainkan mata tanda kebingungan ketika dihadapkan dengan pertannya ini. Mustafa pun tidak bisa lagi mengelak dengan mengatakan bahwa kejadian itu sudah lama berlalu dan cinta yang membuatnya ingin menikah belum dia rasakan. Tidak bisa seperti itu. Bagaimana dengan kekasih-kekasih Mustafa sebelum menikah dengan Musdalifah, apakah bukan cinta yang dirasakan oleh Mustafa?

"Cinta pada Musdalifah berbeda dengan cinta pada wanita lain", ujar Mustafa lantang. Terdengar klise awal pernyataan itu keluar dari Mustafa. Klise karena Mustafa pun tidak bisa memungkiri kalau dulu pun ada beberapa perempuan yang membuat Mustafa jatuh cinta. Apa yang beda? "Cinta pada Musdalifah bergandengan dengan komitmen". Ya, akhirnya hanya komitmen yang membedakan cinta yang satu dengan cinta yang lain. Komitmen membawa Mustafa pada tanggung jawab dan keberanian untuk menanggungnya.

Dulu sih Mustafa hanya awal-awal saja jatuh cintanya. Komitmen pada jatuh cintanya dahulu kala hanya membawa Mustafa pada berusaha untuk tidak melukai perasaan perempuan lain itu. Walaupun seperti kita ketahui bahwa jatuh cinta pasti akan sakit. Namanya juga jatuh, ya sakitlah. Dan tentu saja jatuh cinta yang dahulu membawa kesakitan yang bermacam-macam, karena Mustafa tidak memiliki komitmen yang lebih seperti komitmen cinta Mustafa pada Musdalifah.

Cinta.

"Aku baru sekali ini merasakan jatuh cinta," ujar Mustafa tersipu malu dan memerah pipinya ketika ditanya sudah berapa kali merasa jatuh cinta. Mustafa malu mengeluarkan pernyataan itu karena banyak orang yang akan menganggap Mustafa hanya berkata gombal. Ya, kalau memang kenyataannya seperti itu, mau gimana lagi, kalau percaya ya mari kita ikuti cerita Mustafa lebih lanjut lagi, kalau tidak percaya ya sudah, lupakan saja Mustafa.

Yang jelas, Mustafa kebingungan bukan kepalang ketika cincinnya tertinggal di rumah saat dia bekerja.

Sunday, June 16, 2013

Dukun Manten

Mustafa kawin.

Hampir saja Mustafa mengamuk di hari pernikahannya. Memang benar tidak ada yang diinginkan Mustafa selain menikah dan hidup berkeluarga, tetapi ternyata proses menuju ke sana pun membawa Mustafa kepada hari-hari yang cukup berat.

Keluarga besar Mustafa dan Musdalifah sepakat mengadakan upacara pernikahan dengan adat Jawa. Tentu saja keluarga Mustafa tidak memaksakan memakai upacara adat Timur Tengah, karena pernikahan ini adalah pernikahan yang dipersiapkan oleh keluarga Musdalifah. Ya, keluarga Musdalifah yang menentukan akan seperti apa nanti acaranya, walaupun keluarga Mustafa tetap membantu sebisanya dan seperlunya. Nah, upacara adat jawa ini ternyata sangat ribet dengan beberapa aturan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Tentu saja Mustafa dan Musdalifah tidak tahu-menahu tentang aturan yang dimaksud, dan yang tahu peraturannya adalah Dukun Manten, atau biasa disebut Paes.

Paes ini imenjadi seperti penentu apa saja ritual yang akan dijalani oleh keluarga Mustafa dan Musdalifah beserta keluarganya nanti. Itu membuat Paes seperti harus dituruti segala perkataannya. Dan ya, pembawaan si Paes tentu saja 'bossy' gitu dong ya, secara yang paling tau gitu loh. Lebih parahnya lagi, si Paes ini tidaklah sendiri, tetapi ada beberapa asistennya yang tidak kalah 'bossy' dari si Paes. Masih ada yang lebih parah lagi pastinya, yaitu selera Paes yang sangat 'old fashioned'. Nah loh, lengkap dah!

Mungkin seleranya ndak 'old fashioned' banget, ya, cuma semua pakaian dan make-up Mustafa semuanya menjadi heboh. Bayangan pernikahan Mustafa yang sederhana pun jadi ambayar. Beskap pengantin yang Mustafa bayangkan polos dan berkelas menjadi penuh dengan manik-manik yang membentuk motif entah apa. Make-up yang seharusnya jatah Musdalifah dan perempuan lain tetap saja dipaksakan pada Mustafa. Walhasil wajah Mustafa menjadi putih pucat seperti dracula yang sedang menstruasi. Menjadi pengantin sekali seumur hidup yang dandy pun gagal.

Sebelum hari pernikahan, Mustafa dipisahkan dari Musdalifah selama beberapa hari. Tujuannya agar Mustafa lupa pada Musdalifah dengan harapan terpana saat bertemu di gereja nantinya. Hasilnya? Ya, tentu saja tujuannya tidak tercapai. Mustafa tetap mengingat seperti apa bentuk Musdalifah, mulai dari tatapannya, bentuk mulutnya, sampai lengannya yang sering kali membuat Mustafa gemas. Apakah Mustafa terpana? ya, Mustafa terpana melihat Musdalifah dengan sanggul yang menggantung di belakang kepala Musdalifah.

Jadi gimana yaaaa...lha katanya pernikahan sekali seumur hidup, jadi sebisa mungkin pernikahan yang diimpikan terwujud. Tetapi eh tetapi, pernikahan itu sejujurnya bukanlah milik pengantin semata, tetapi milik keluarga juga. Keluarga di sini tentu saja artinya orangtua. Jika nanti tidak sesuai dengan keinginan orangtua, malah orangtua yang merasa dipermalukan. Tetapi jika keinginan orangtua yang diwujudkan malah nanti pengantinnya yang merasa malu. Serba salah yaaa...tetapi karena Mustafa dan Musdalifah adalah orang yang sudah dewasa, tentu saja mereka berdua dengan suka rela menuruti keinginan orang tua. Berbakti, jeeee...

Sebenarnya pun tidak orangtua tidak sepenuhnya melakukan yang mereka inginkan. Mereka tetap lebih banyak mendengarkan perintah Paes. Kenapa? Ya karena Paes yang lebih tau. Jadi apa yang diperintahkan Paes pun harus dituruti, suka atau tidak suka. Dari mana asal Paes? Paes datang masuk ke dalam pernikahan tentu saja sesuai dengan permintaan orangtua juga. Nah loh...bingung ga? ya anggap saja hubungan antara pengantin-orangtua-Paes dalam sebuah upacara pernikahan adalah sebuah lingkaran setan. Mengerikan.


Thursday, June 6, 2013

Expired Date

Mustafa sudah tidak berkutik diapa-apain sama yang mau mengapa-apain dirinya. Sepertinya dipakaikan lipstik Sepertinya mau diuculi pakaiannya. Sepertinya mau digunting rambutnya sedikit. Sepertinya mau disiramin sama orang-orang tua yang sudah lebih berpengalaman dan tidak boleh dibantah. Sepertinya mau dipajang di dekat sumur yang sudah dihias seperti rumah di desa-desa. Sepertinya mau dibuat seperti terkesan Jawa. Sepertinya ke-timurtengahan Mustafa hendak dilucuti dan menjadi mas-mas Jawa tulen. Dan sepertinya nanti nama Mustafa pun harus dilafalkan seperti orang jawa kebanyakan, Mustofo.

Mustafa dipisahkan dari Musdalifah selama beberapa hari dan itu tidak membuatnya tenang. Ya walaupun natinya tetap akan dipertemukan dan malah justru jadi sah, hanya saja Mustafa tidak begitu pandai menghadapi orang banyak yang tidak begitu dikenalnya. Bahkan lebih dari separuh orang yang ditemuinya selama beberapa hari ini belum pernah dijumpai oleh Mustafa.

Mustafa kawin.

Ujarnya dahulu Mustafa enggan kawin dan beranak pinak. Ujarnya dahulu Mustafa tidak ingin memiliki komitmen yang dibawa sampai seumur hidup. Ujarnya dahulu Mustafa terlalu takut untuk bertemu dengan satu perempuan saja sampai hidupnya sudah expired nanti. Mustafa, oh, Mustafa, apa yang membuatmu berubah pikiran.

Mustafa kawin.

Musdalifah dipuja oleh banyak kenalan dekat Mustafa. Hanya Musdalifah yang bisa membuat Mustafa melupakan ucapannya dahulu kala. Hanya Musdalifah yang membuat Mustafa diam tak berkutik dan jatuh cinta. Hanya Musdalifah yang bisa membuat Mustafa diam dan membayangkan betapa baiknya nanti hidup Mustafa. Sampai hidup Mustafa mencapai expired date nantinya.

"Yakin, Mus?"

"..."

"Mus...?"

"..."

"yakin?"

"Apa?"

"Yakin kamu?"

"100% yakin" ujar Mustafa mantap sambil mengacungkan dua jempolnya saat ditanya oleh pak pendeta yang sedang berkhotbah agar tampak asyik dan memiliki interaksi dengan umatnya.

"Halleluya!" ujar pak pendeta sambil diiringi tepuk tangan umat yang lain.

Malam itu, dan malam-malam berikutnya Mustafa akan selalu yakin dengan Musdalifah.

Tuesday, April 23, 2013

No one wants freedom

It's only after we've lost everything that we are free to do anything.

Kalimat yang diutarakan oleh Tyler Durden dari novel nihilisme Fight Club karya Chuck Palahniuk itu sepertinya paling cucok untuk mengantar apa yang akan diutarakan oleh Mustafa. Bahwa sejatinya tidak ada yang menginginkan kebebasan. 

Sejak lama Mustafa menginginkan kebebasan untuk menjalankan hidup sesuai dengan apa yang dia mau. keluar dari rumahnya, terlepas dari orangtua, menghidupi diri sendiri, melakukan apa yang dia suka, dan hidup dengan siapa yang dia mau. Pada suatu kesempatan dijalaninya pula keinginannya untuk menjadi sosok yang bebas. 

Dengan berbagai alasan Mustafa  keluar dari rumahnya dan meninggalkan kedua orangtuanya. Pindah tempat tinggal dan pindah kota. Di kota yang baru itu Mustafa mencari pekerjaan dan mendapatkannya walaupun dengan cara yang sebenarnya tidak mudah. Pindah di rumah sewaan yang induk semangnya terkenal galag di kalangan warung-warung tegal sekitar dengan pembayaran yang tak boleh  tertunda satu hari pun. Menghidupi diri sendiri pun tidak semudah yang dibayangkan oleh Mustafa. Bekerja keras seperti kuda dengan penghasilan yang hanya cukup untuk membayar kos dan makan. Belum lagi atasannya yang sangat memperhatikan absensi dan target. Waktu luang yang Mustafa bayangkan untuk dapat melakukan hobinya ternyata juga sudah habis tak bersisa untuk pekerjaannya dan bertemu dengan klien yang berusaha bersikap profesional. Hidup dengan sesiapapun dirasakannya tetap tidak bisa membebaskannya. Selalu kepentok dengan garis sosial yang mau tidak mau harus dihadapinya. 

Akhirnya, kebebasan hanya membawa Mustafa pada keterkekangan yang lainnya. Mencoba berfikir sederhana pun sebenarnya sangat sulit. Tidak bisa ternyata manusia hanya makan tidur dan berbusana dengan bebas. Mau makan bayar, mau tidur bayar, mau pakai baju bayar. Selalu ada konsekuensi atas imaji kebebasan yang ada dalam benak Mustafa. 

Terlalu lama Mustafa mengeluh tentang kebebasan dan keinginannya untuk melakukan apa yang di gemari. Sayang sekali, tidak bisa. Jalan yang harus Mustafa tempuh memang hanya terjun bebas ke dalam keterkekangan itu. Menghilangkan keinginan untuk hidup bebas bagai merpati, yang sebenarnya juga tidaklah bebas - siapa tau pas cari makan justru dimakan sama elang, dan memasang kembali pelana diatas punggung untuk ditunggangi.

Akhirnya Mustafa hidup dengan keinginan untuk menjadi terkekang. Mustafa ingin bekerja di bawah tekanan, ingin hidup dengan Musdalifah yang dia cintai dan berurusan dengan birokrasi dan tetek bengek, ingin tinggal di sebuah rumah sewaan dengan tekanan ibu kos yang seksi dan keji, dan Mustafa ingin berpakaian dengan rapi agar dilihat sebagai seorang yang sudah dewasa.

Segala tindakan yang dilakukan oleh Mustafa sudah diamini akan selalu bersinggungan dengan orang lain. Bagaimana dia menekan sifat kekanak-kanakannya agar selalu dicintai, bagaimana dia menekan keinginannya untuk memakai sepatu kets agar terlihat lebih dewasa dan berwibawa, sampai bagaimana dia membaik-baikkan ibu kos agar tetap bisa tinggal di rumah sewaannya itu. 

Melihat sekeliling, Mustafa sadar banyak sekali yang mengalami hal yang sama dengan dia, hidup serba terkekang. Yang membedakan Mustafa dengan kebanyakan orang itu hanyalah kesadaran dan keihklasan yang dimiliki oleh Mustafa. Semua orang ingin hidup dengan kekasihnya, semua orang ingin bekerja demi makanan yang akan dimakan, semua orang ingin memiliki tempat tinggal sendiri, dan semua orang ingin berpakaian dewasa agar dilihat seperti orang yang sudah matang. Semua orang ingin hidup terkekang dan tidak ada yang ingin bebas.

Jika ingin bebas, jadi orang gila saja! bwaahahahahahaaaaaa... 

Monday, April 22, 2013

bahagia kah?

Terjebak dalam lingkungan kerja dimana Mustafa secara sadar berubah menjadi anarkis relijius membuat Mustafa menyusun strategi untuk keluar dari lingkungan itu dan mencari lingkungan yang menurut Mustafa lebih membahagiakan dan menyenangkan. Tetapi Mustafa lupa kalau hal yang menyenangkan dan membahagiakan biasanya hanya ada di awal dan tidak permanen. Apakah Mustafa meninggalkan satu kebahagian untuk katanya mencari kebahagiaan baru di tempat lain akan benar-benar terwujud? Mungkin saja tidak.

Harus disadari kalau kebahagian adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Jika ingin bahagia, teruslah mencari. Entah kenapa perjalanan dan pencarian kebahagiaan tidak dapat diterapkan pada hubungan suami istri.

Wednesday, April 17, 2013

Perayaan

Bertahun-tahun Mustafa memiliki ketakutan yang tidak wajar pada apa yang disebut dengan perayaan. Ya kalau mau dibilang tidak wajar ya ndak juga, sih, tapi kalau dibilang wajar ya sebenarnya cukup aneh juga. Mustafa tidak bisa merasakan kegembiraan seperti apa yang dirasakan orang lain yang merayakannya, jadi sebagian besar perayaan dia lewati dengan senyum kecut diantara tawa lepas milik rekan-rekannya.

Ada beberapa perayaan besar yang terjadi di hidup Mustafa, dan mungkin di hidup manusia
lain juga, seperti ulang tahun, tahun baru, dan perayaan hari besar agama. Ketiga perayaan itu menjadi masalah bagi Mustafa karena selalu ada harapan dan doa dari orang lain yang mengiringi Mustafa.

Apa yang menjadi masalah dari itu? Ya tidak lain dan tidak bukan adalah karena dari doa -doa yang dipanjatkan untuk Mustafa, selalu ada tanggung jawab yang harus dilakukan. Semisal ulang tahun, doa yang diberikan biasanya berkisar pada panjang umur, kesehatan, dan kepintaran. Tentu diiringi dengan kata 'tambah'. Alih-alih Mustafa berbahagia karena mendapat doa seperti itu, Mustafa justru terbebani untuk menjadi menjaga diri agar panjang umur dengan tidak berjalan di tengah jalan, tidak meminum baygon, tidak melakukan apa yang sebenarnya bisa dia lakukan. Jadi intinya, dengan menerima doa itu, dia harus melakukan apa yang dituntut oleh orang yang mendoakan.

Bagaimana dengan tahunbaru? Tahun baru dibuka dengan doa untuk menjadikan tahun yang baru lebih baik dari tahun yang kemarin. Sebenarnya sedikit aneh juga sih, karena menjadi tahun yang lebih baik itu tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap orang yang mendoakan. Dan Mustafa akhirnya berusaha keras untuk menjadikan tahun yang di depan menjadi lebih baik karena dia tidak ingin doa yang diberikan itu menjadi sia-sia dan teman yang memberikan doa itu kemudian enggan untuk menemui Mustafa lagi.

Doa-doa itu menjadi semacam motivasi bagi Mustafa sepertinya. Entah alasan apa yang diberikan oleh Mustafa atas sikap antipatinya terhadap perayaan apapun, tetapi yang jelas Mustafa menjadi orang yang bertanggung jawab dan tidak sendirian dalam menghadapi segala kemungkinan baik ataupun buruk di kemudian hari nanti. Entah merasa terpaksa atau tidak, Perayaan membuat Mustafa tidak merasa sendiri dan kesepian.

Catatan: Perayaan Natal biasanya Mustafa anggap sebagai perayaan yang paling bermasalah, karena dia harus melakukan banyak hal di luar keyakinanya, lagipula Natal berhubungan dengan agama tertentu. Dan tentunya sudah disadari kalau agama dan Mustafa tidak pernah akur. Tetapi Natal 2012 adalah Natal yang penuh arti bagi Mustafa, Natal yang tidak melulu soal agama dan alkitab, natal yang tidak melulu menjadi puncak perayaan betapa kuatnya agama yang dimiliki seseorang. Natal adalah sesuatu yang harus dimaknai lebih dari sekedar agama. Dan Mustafa dalam hati sangat bersyukur pada orang-orang yang membuat Mustafa menyadari itu. Amin!

Pemuka

Mustafa dan Musdalifah sejak seminggu yang lalu banyak berurusan dengan pemuka agama, maksudnya Pendeta dan Romo, tidak lain dan tidak bukan. Dari pertemuan yang tidak langsung dan yang langsung, Mustafa menemukan beberapa kesamaan dan perbedaan di antara Romo dan Pendeta.

Romo adalah pelayan Tuhan yang sudah disumpah untuk hidup selibat dan miskin. Hampir mendekati konsep kebebasan yang sempurna, karena kebebasan adalah ketika seorang manusia tidak memiliki apapun. Sayang sekali, Romo masih memiliki Tuhan, jadi tidaklah bisa sepenuhnya bebas. Bertugas di sebuah gereja dan bergilir. tidak pernah melayani di satu gereja atau satu wilayah dalam waktu yang sangat lama. Bisa 2 tahun, bisa 4 tahun, namun tidak tahu apakah bisa lebih dari 4 tahun atau tidak. Dalam hal ini mungkin sedikit sulit dibedakan antara Romo dan Tentara, siap ditugaskan dimana saja. Ada juga Romo yang bertugas sebagai guru misalnya, atau sebagai petugas kesehatan.. Ya itu tadi, asal atasan menugaskan, ya berangkatlah mereka dimanapun siap.

Romo mengurus segala macam hal, tapi ya pasti banyak pula waktu yang digunakannya untuk berdoa, mulai dari memberikan pelayanan pada umatnya untuk memimpin misa, sampai mengurusi sebagian kecil pernikahan umatnya, seperti pernikahan Mustafa dan Musdalifah yang akan datang. Semua hal yang akan terjadi di gereja harus sepengetahuan Romo, entah nanti yang melaksanakan siapa, tetapi harus diketahui dan disetujui Romo. Romo begitu berkuasa dan umatnya yang percaya pun sangat menghormatinya. 

Rasa hormat dari umatnya dan kebebasan yang nyaris sempurna terkadang membuat para Romo ini memiliki sikap yang seragam: luweh. Romo tidak takut dibenci atau ditinggalkan oleh umatnya (mungkin tidak punya pikiran seperti itu) sehingga dia bisa berbicara pada umatnya seenak udelnya. Mau bicara dengan gaya bossy, mau bicara dengan gaya jleb-jleb-jleb pun tidak kawatir. Mau memancing emosi umat yang membutuhkan pun ya peduli amat, sing butuh sopo?    

Hampir semua Romo yang Mustafa temui seperti itu. Ya Romo yang gemar meditasi sih gak segitu-gitunya amat ya, cuma Mustafa juga jarang banget ketemu Romo yang meditasi. Romo yang bertugas di bidang pendidikan sih lumayan sering, ya kelakuannya kaya gitu itu. Nah, Mustafa memakluminya mudah sih, karena Romo tuh hidup selibat, ya, ndak boleh punya pasangan, dan tentu saja tekanan umat dari tiap daerah beda-beda, ada yang sangat berat, ada yang biasa saja, jadi yaaaaa...kalo pas dapet tekanan yang berat gitu, Romo juga ndak bisa melampiaskan kekesalannya melalui perilaku seksual. Padahal dengar-dengar perilaku seksual aktif itu membantu meredakan stress dan beban berat yang berat sangat berat sekali. Nah, akhirnya si Romo yang bersikap luweh dapat Mustafa pahami sebagai wajar dan sepantasnya. 

Kalau pendeta bagaimana? Kalau Pendeta itu lebih Mustafa lihat sebagai profesi, sih, tidak ada bedanya dengan sarjana sastra atau sarjana ilmu politik. Boleh menikah kalau ada yang cukup lame menerima seorang pendeta. Eh, Pendeta itu bisa pria bisa wanita, ya, pokoknya selama mereka mengikuti kuliah teologi selama beberapa periode tertentu ya bisa saja bekerja menjadi pendeta. Entah itu Pendeta tetap atau Pendeta panggilan. Pendeta tetap tuh ya Pendeta yang bertugas di satu gereja saja, kalau Pendeta panggilan ya ndak dipasrahi gereja, tetapi bisa memberikan pelayanan dimanapun. 

Berbicara tentang Pendeta panggilan, sebenarnya Mustafa cukup sering dilayani oleh Pendeta panggilan, secara kerjanya tuh ya di perusahaan yang sangat kuat ya agamanya, sampai-sampai mewajibkan pegawainya untuk beribadah tetapi tidak mewajibkan pegawainya untuk berolahraga demi menjaga stamina. Jadi semisal Mustafa suatu ketika izin sakit, ya paling perusahaan menganggap Mustafa kurang berdoa, bukan sakit karena kurang berolah raga. Nah!

Pendeta tetap pun dihormati oleh umatnya. Setiap kali bertemu dengan Pendeta ada baiknya menundukkan kepala, tersenyum, dan menyapa. Kalau perlu dibuatkan teh hangat dan diberikan camilan, masalah nanti menggunjingkan pendeta dibelakangnya itu ya terserahlah. Namun karena pendeta bisa mempunyai istri atau suami, jadi para Pendeta lebih Mustafa lihat memiliki pencitraan yang hangat. Garis bawahi "pencitraan". Seperti rumah tangganya pun selalu hangat jadi kalau didampingi oleh pasangan dan anak, selalu berwajah ceria.  Kalau mau dibandingkan, Pendeta lebih mirip dengan seorang Public Relation sebuah perusahaan yang sangat besar, harus mencitrakan dirinya baik, karena membawa nama besar. 

Beberapa kali bertemu dengan Pendeta, Mustafa juga melihat seorang Pendeta adalah individu yang naif dan lugu. Sikap Pendeta yang tidak terbuka membuatnya tidak siap dengan perubahan yang sudah terjadi di dunia, menurutnya dunia tuh baik-baik saja, menurutnya seluruh umatnya adalah orang baik, menurutnya dunia adalah taman firdaus sebelum Hawa memakan Buah Pengetahuan yang Baik dan yang Buruk. tetapi tidak, Pendeta. Mungkin gaji yang anda terima tidak seberapa itu ada baiknya sesekali digunakan untuk party di sebuah pub atau klub atau untuk menghadiri Rave Party

Ya itulah Pendeta dan Romo. Mustafa membayangkan kalau Romo dan Pendeta ada di dalam satu ruangan dalam satu kegiatan, mungkin Pendeta akan menangis meraung-raung karena sakit hati atas ucapan pak Romo yang terkesan tidak perduli dan penerimaan Pendeta yang terlalu memikirkan perasaan.

people.opposingviews.com

Tuesday, April 16, 2013

Mustafa Bolos

Mustafa kini sudah berusia 28 tahun. Bekerja di perusahaan yang cukup tenar akan bimbingan rohaninya. Dia suka pekerjaannya. Tetapi tidak kuat dengan bimbingan rohaninya. Saat ada kesempatan untuk terlepas dari perusahaan itu, Mustafa pun menerimanya. Sebelum Mustafa hengkang dari perusahaan itu, dia sudah beberapa kali bolos kerja. Ini hari keduanya.

Seperti biasa, Mustafa berdandan rapi ala pegawai kantoran pada umumnya yang siap menghadapi rutinitas, namun hari ini dia tidak pergi ke kantornya. Mustafa membelokkan kendaraannya menuju sebuah warung kopi untuk mengerjakan proyek sampingannya. Bergelas-gelas kopi dan berbatang-batang rokok dihabiskannya untuk menikmati pagi yang tidak terlalu panas. Desain pesanan pun dikirimkannya satu per satu. Menjelang makan siang, travo listrik di dekat warung kopi meledak, melepaskan suara gemuruh dan percikan bunga api. Mustafa terkejut - tetapi lebih kecewa lagi karena membuat listrik di warung kopi itu mati. Dan koneksi Wi-Fi pun terputus. 


Putus asa namun bahagia, karena Musdalifah pun kebetulan mengajak makan siang bersama. Mustafa mengiyakan karena toh pekerjaannya tidak bisa dilakukan. Siang hari, makan soto. Tidak cukup satu mangkok. Disantapnya dua mangkok soto lamongan sekaligus. Perutnya buncit kekenyangan, namun bahagia. 


Seusai makan siang, Musdalifah kembali ke kantornya, dan Mustafa pun kembali  ke warung kopi tadi. Listrik sudah menyala seperti biasa. Mustafa kembali bekerja. Diselesaikan pekerjaannya, dikirimkan pesanan satu persatu. Para pengunjung datang dan pergi, berpakaian rapi dan gaya. Mustafa tetap di warung kopi. 


Siang semakin sore, matahari semakin pergi. Televisi warung kopi itu menayangkan berita pengeboman Boston. Mustafa terkejut. Pengeboman terjadi di Boston saat Maraton berlangsung. Mustafa tidak habis pikir. Mustafa membenci olahraga. Olah raga membuat Mustafa letih dan berkeringat. Kita semua mengerti kalau kita berkeringat, maka bau badan pun menjadi tidak enak. Mustafa membenci olah raga. Tetap saja Mustafa tidak berpikir untuk meledakkan bom saat acara olah raga berlangsung. Mustafa membenci olah raga tetapi dia tetap slauw


Televisi terus menerus menayangkan berita tentang pengeboman Boston. Lagu "Imagine" dari John Lennon diputar untuk mengiringi pemberitaan dan membuat penderitaan semakin menderitakan. Berseling pula dengan berita tentang kekacauan yang terjadi pada Ujian Nasional. Ada beberapa daerah yang para muridnya harus menunggu 6 jam tanpa berbuat apa-apa karena soal yang dikirimkan dari pusat kurang jumlahnya. Ada pula berita tentang seorang siswa yang harus mengerjakan Ujian Nasional di bui. Siswa itu terkena kasus narkoba sehingga harus dipenjara. Namun siswa itu masih bisa mengerjakan Ujian Nasional. Berbeda dengan seorang siswi yang ternyata hamil. Siswi itu dikeluarkan dari sekolah karena hamil dan tentunya tidak perlu lagi mengerjakan Ujian Nasional. Satu berita lagi tentang aksi siswa yang mencontek saat ujian. Aksi itu tertangkap kamera. Guru pengawasnya acuh dan sibuk membaca koran. 


Sore semakin sore, matahari mulai diganti dengan lampu-lampu. Para mahasiswa - mahasiswa yang oke banget berdatangan di warung kopi tempat Mustafa bolos. Mereka sibuk mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan dosen mereka. Seorang mahasiswa berperut buncit dan seorang mahasiswi cantik seperti model duduk di sebelah Mustafa. Ketika mahasiswa buncit jalan bersama dengan mahasiswi cantik, Mustafa sudah berpikir kalau mahasiswa itu pasti "melambai". Dan ya, memang benar, mereka bersahabat. Yang satu model, yang satu melambai. 


Satu meja lagi dipakai oleh sekelompok mahasiswa-mahasiswi angkatan baru. Mereka sibuk dengan laptopnya masing-masing. Twitter dan Microsoft Word. Microsoft Word dan Twitter. Kedua software itu bergantian muncul di monitor laptopnya. Sedikit canda tawa di antara mereka. Kering sekali percakapan mereka. 


Satu meja lagi dipakai oleh ibu-ibu sosialita yang canti-cantik. Mustafa berharap ibu-ibu ini yang memberikan kelas pra nikah sesi membicarakan titit. Pakaiannya cantik. Rambutnya terurai. Wajahnya angkuh. Dan kalau berbicara melalui telepon genggamnya setengah berteriak. Mahasiswi model sebelah Mustafa mulai membicarakan ibu-ibu itu. Norak ujarnya. Mahasiswa melambai dengan lemasnya berbicara menggunakan bahasa inggris mengiyakan temannya. 


Adzan berkumandang menandakan magrib telah tiba. Sebuah Pajero putih berhenti di depan warung kopi. Salah satu ibu-ibu keluar menyambut pria misterius yang ada di dalam mobil itu. Dengan genit si ibu tersenyum. Ibu satunya masih bercakap di telepon genggam setengah berteriak. Rombongan mahasiswa-mahasiswi beranjak pulang, mungkin ingin sholat dulu untuk kembali lagi nantinya. 


Malam sudah datang. Televisi menayangkan berita yang itu-itu saja. Mustafa sudah tidak sabar untuk bertemu Musdalifah dan bercanda gurau. Malam adalah saat Mustafa bertemu Musdalifah. Malam adalah saat mereka jatuh cinta. Itu membuat Mustafa semakin bersemangat ketika malam tiba.


ini ubin warung kopinya. lucu ya...

Mustafa, Musdalifah, dan Ibu-ibu Arisan

Nah, hari terakhir Mustafa dan Musdalifah mengikuti kelas persiapan menikah tahap I sudah berakhir, dan ditutup oleh pembicaraan tentang organ reproduksi.

Pembicaraan tentang organ reproduksi selalu menjadi topik yang terdengar lucu dan menyeramkan bagi Mustafa. Lucu karena sejauh ini, ketika Mustafa berbicara tentang organ reproduksi, selalu dengan teman-teman yang membuatnya jadi lucu. Tetapi juga bisa saja menjadi menyeramkan, terlebih ketika Mustafa membicarakannya dengan orangtua Mustafa. Mustafa dan Musdalifah berharap kelas terakhir ini akan menjadi lebih seru daripada pertemuan dengan Pak Eko pada hari sebelumnya. Tetapi ternyata tidak. Neraka sudah sudah mengirimkan dua orang pasukannya dalam rupa ibu-ibu arisan.


Sebagai pasangan yang sudah sangat siap dan bersemangat, Mustafa dan Musdalifah datang ke lokasi 10 menit sebelum jam yang sudah disepakati. Pasangan lain yang biasanya datang terlambat pun ternyata datang tidak lama setelah Mustafa dan Musdalifah. Giliran pembicaranya yang belum datang. Lama Mustafa dan Musdalifah menunggu, 40 menit kemudian tampak sesosok ibu-ibu yang berwajah garang, berambut keriting mengingatkan Mustafa pada rambut keritingnya sendiri, dan memasang wajah berpengalaman di saat bertemu dengan Mustafa dan Musdalifah. Sendirian. Padahal di jadwal yang diberikan oleh pak pendeta seharusnya ada 3 orang pembicara yang semuanya ibu-ibu. Dan entah kenapa Mustafa membayangkan sebagai 3 ibu-ibu yang seksi dan kesepian di rumahnya sehingga keliling keluar rumah untuk berbicara tentang titit. Sudah sendirian, bentuknya pun berbeda jauh dengan apa yang ada di bayangan Mustafa. Mau ngomongin titit pulak, hadeuh!


Kelas dimulai dengan basa-basi yang tidak perlu, membagikan fotokopian selebaran yang tidak jelas karena kualitas fotokopiannya, dan berbicara tentang pubertas. Yup, berbicara tentang pubertas pada dua wanita, Musdalifah dan Tutik, yang sudah melewati masa puber lebih dari 17 tahun lalu. Kemudian pembicaraan dilanjutkan pada ancaman-ancaman siksa melahirkan, betapa sakit dan menderitanya saat melahirkan - tanpa membicarakan apa yang membuatnya menyakitkan, ada fenomena apa yang terjadi di dalam rahim, dan bagaimana dari benih yang berbentuk kecebong serta telur bisa menjadi anak yang cantik dan gagah. Ketika Mustafa bertanya, maka jawaban yang keluar akanlah, "hanya karena keajaiban dan kebaikan Tuhan".


Kemudian pembicaraan dilanjutkan pada organ reproduksi. Suasana terjadi seperti di saat pertemuan dengan pendeta, karena dengan ibu ini pun seperti berada di sebuah acara kuis. "hayo ini namanya apaaaa?", sembari telunjuknya menunjuk batang titit dengan malu-malu dan ragu. Tentu saja dengan penegasan, "ini bukan saru, lho, ya". Ya Mustafa dan Musdalifah pun tidak pernah berpikir saru, ya cuma ibu ini aja di satu ruangan yang menganggapnya saru, yang lainnya tidak. Terus yang bikin sedikit aneh, si ibu ini pun tidak hapal dengan nama-nama bagian titit, jadi ya dia setengah bertanya, setengah menjawab juga. Serba nanggung dah pokoknya. Nah, parahnya lagi nih, ternyata si ibu ini punya gambar organ reproduksi tuh yang gede banget, dan itu gambar gede banget dipasang di hadapan Mustafa dan Musdalifah. Haaadahh...horor betul dah. 


Belum berakhir sampai di sini,ada seorang ibu lagi yang masuk ke dalam ruangan, ternyata dia adalah pembicara yang satunya. Jadi sekarang ada dua ibu-ibu di hadapan peserta kelas pernikahan. Satu ibu yang datang terlambat sudah cukup mengganggu, apalagi ditambah satu lagi yang datang sangatsangat terlambat. Masih lagi pembicaraan tentang titit dan daerah sekitarnya itu dilanjutkan. Dilanjutkannya pun dengan membicarakan penyakit yang bisa hinggap di daerah titit dan sekitarnya. Alamak! Ya kurang tepat juga sih kalau dibilang membicarakan, sebenarnya yang terjadi adalah membacakan. Ya intinya, kehadiran ibu-ibu ini sebenarnya tidak diperlukan, cukup kasih saja pak pendeta fotokopian selebarannya, terus mintak kasih fotokopiannya ke para peserta, selesai. Efektif, efisien, dan jauh lebih menyenangkan. 


Di akhir pertemuan, Musdalifah diberikan susu persiapan kehamilan. Ya, dari sponsor tempat si ibu-ibu ini bekerja sih, Puskesmas. Jadi ya sesalah apapun pertemuan di kelas persiapan pernikahan ini, sisi bagusnya adalah - ternyata kelas ini bisa berakhir juga. Mustafa sempat depresi karena kelasnya tidak selesai-selesai, ingin rasanya bunuh diri, tetapi takut jika di neraka nanti bertemu dengan ibu-ibu yang ngomongin titit ini. Akhirnya Mutafa memutuskan untuk terus bertahan demi Musdalifah. Hanya demi Musdalifah seorang. Bukan demi pencitraan keluarganya. Bukan pula demi kedua orangtuanya. 



Ini gambar kelamin tau-tau dipajang dihadapan Mustafa dan Musdalifah.

Wednesday, April 10, 2013

Musdalifah dan Dokumen

Persiapan untuk Mustafa dan Musdalifah hidup berumah tangga (ciyeeeee...) tidaklah sedikit, dan cukup repot untuk mengurusnya. Terlebih lagi apabila ada pihak yang dokumen kependudukannya tidak jelas, seperti Musdalifah.

Oke, Mustafa akan membicarakan Musdalifah dibelakang orang yang bersangkutan, dan semoga saja Musdalifah tidak membaca tulisan ini. 

Musdalifah adalah orang yang rapi, tertata, teratur, dan tegas. Semua dokumen penting seperti akte kelahiran, ijazah, dan sertifikat atas prestasi apapun itu ada di dalam sebuah map yang rapi terjaga dan berwarna cerah. Keterorganisiran seperti Musdalifah ternyata sangat memudahkan ketika ada hal-hal mendadak yang membutuhkan dokumen-dokumen penting tersebut. Hal-hal mendadak itu ya semisal mendadak menikah, tentu saja membutuhkan kelengkapan dokumen apabila pernikahannya ingin sejalan dengan jalan Tuhan dan jalan negara. 

Karena Musdalifah adalah seorang saudagar jual beli tanah dan properti, maka pembelian properti akan memerlukan identitas resmi yang sah dari negara. Identitas resmi itu tentu saja kartu tanda penduduk. Sistem sebelum pra 2012 memungkinkan seseorang memiliki lebih dari 1 KTP. Nah, akhirnya Musdalifah memiliki 3 buah KTP. Seperti diungkapkan di atas, Musdalifah adalah orang yang terorganisir, semua dokumen penting dikumpulkan dalam 1 map khusus. 


Saat Musdalifah memutuskan untuk menerima lamaran Mustafa, Musdalifah sudah yakin bahwa semua kebutuhan dokumennya legkap dan beres. Apa saja kira-kira dokumen yang diperlukan untuk mempersiapkan pernikahan?


1. KTP, Akte Kelahiran, Akte Kelahiran yang sudah dilegalisir, Kartu Keluarga, KTP orang tua.

Dokumen tersebut akan diperlukan untuk meminta surat keterangan lajang dari pemerintah desa setempat. Isinya kira-kira pernyataan kalau si Musdalifah ini masih lajang dan tidak terikat pernikahan dengan sesiapa pun. Untuk melegalisir Akte Kelahiran harus datang ke kantor pencatatan sipil yang mengeluarkan akte tersebut. Semisal Musdalifah lahir di Jakarta, jadi ya melegalisirkannya harus ke Kantor Catatan Sipil di Jakarta sana. Merepotkan, ya? Tetapi jangan kuatir dan gundah, karena ternyata pelegalisiran bisa dilakukan oleh Notaris. mungkin hanya membayar Rp 25.000, tergantung dari kedekatan kita dengan notaris yang bersangkutan. Kalau hubungan sudah sangat dekat, bisa jadi si notaris tidak membebankan dengan biaya sepersenpun. 

2. Surat Baptis, Pembaruan Surat Baptis, Surat Rujukan dari gereja asal.

Nah, dokumen yang ini diperlukan untuk mengikuti pembelajaran hidup berumah tangga agar sesuai dengan jalan Tuhan. Biasanya gereja memerlukan itu. Untuk Surat Baptis atau bisa juga disebut Surat Pemandian tentu saja sudah pada ngerti ya, nah, kalau Pembaruan Surat Baptis ternyata seperti keterangan bahwa si pemilik Surat Baptis sampai saat surat ini dikeluarkan masih setia di agama yang sama. Surat dikeluarkan oleh gereja yang membaptis si bersangkutan. Misal, Musdalifah dibaptis di Atambua sana, maka Surat Baptisnya dikeluarkan oleh gereja Atambua, dan itu mengharuskan Musdalifah meminta pembaruannya ke Atambua juga. Ya ndak harus pergi ke Atambua, kalau mau titip minta tolong diuruskan oleh kerabat pun bisa. 
Lalu ada surat rujukan gereja asal, apabila menikah tidak di gereja tempat si calon pengantin itu berdomisili. Walaupun Musdalifah ini bisa punya 3 domisili, dia harus memilih 1 tempat tinggal dan 1 gereja asal. 

3. Surat Keterangan sehat dari Puskesmas

Surat keterangan sehat ini yang perlu dicatat adalah, harus dikeluarkan oleh Puskesmas di kabupaten yang sama dengan lokasi akan menikah nantinya. Jadi ndak bisa di rumah sakit umum. Nah, di Puskesmas ini nanti Musdalifah dan Mustafa, harus pasangan gitu yaaa, akan diperiksa darahnya, apakah ada virus yang mematikan atau tidak, kemudian diperiksa jiwanya oleh psikolog, apakah ada jiwa yang busuk atau tidak, lalu diperiksa juga gizinya. Terakhir diperiksa kesehatannya secara umum. Nah, pas pemeriksaan darah, Musdalifah juga harus menerima suntikan imunisasi TT yang berfungsi untuk mengebalkan rahimnya dari penyakit. Sepertinya sih mengebalkan dari Tetanus, takutnya ketusuk paku berkarat jadi tetanus.
Setelah surat keterangan sehat didapat, jangan lupa minta cap dari bagian administrasi di Puskesmas. 

4. Surat lulus pembekalan pra nikah dari gereja.

Surat ini hanya bisa didapat setelah mengikuti kelas di gereja. Tidak ada cara lain selain mengikutinya, karena tidak ada yang namanya joki pembekalan. Setelah dapat surat lulus ini, nantinya harus dibawa.ke gereja yang asal Musdalifah untuk kemudian Mustafa dan Musdalifah ditanya sekali lagi, yakin apa ndak mau menikah. Kalau sudah, barti urusan gereja sudah selesai.

Kalau melihat dari pembawaan Musdalifah, sepertinya dokumen sudah beres banget ya, tetapi ternyata Musdalifah kita yang tercinta ini kehilangan 1 KTP dengan domisili yang sama dengan gereja asal. Nah, padahal 2 KTP lainnya masih tersimpan rapi. Entah mungkin karena sewaktu masih mahasiswa dia menyewa VCD dan tidak mengembalikannya, sehingga KTPnya disita oleh pihak rentalan VCD. Atau mungkin juga sewaktu ditilang polisi karena bingung dengan traffic lightnya berwarna apa sehingga dia bablas dan ditilang, KTPnya disita supaya Musdalifah mengikuti sidang tetapi ternyata mangkir. Walhasil KTPnya ditahan oleh pengadilan.


Tetapi tidak perlu khawatir, karena bisa mengurus kehilangan KTP. Ya tentunya dengan membuat KTP baru. Nah, dokumen yang diperlukan untuk membuat KTP adalah Akte Kelahiran, Kartu Keluarga, KTP Orangtua, dan Ijazah pendidikan terakhir. Gampang, kan? Ternyata bagi Musdalifah tidak semudah itu, karena Ijazah pendidikan terakhirnya pun hilang entah kemana. Kemudian Musdalifah harus meminta surat keterangan sebagai pengganti ijazah dengan cara meminta Surat Kehilangan ke kepolisian setempat, fotokopi ijazah, dan surat permohonan kepada institusi pendidikan yang bersangkutan. Barulah surat keterangan itu dibawa untuk mengurus KTP.


Tampaknya Musdalifah memang memiliki map khusus dokumen penting, dan beratnya pun tidak main-main. Namun setelah Mustafa lihat lagi, ternyata isinya adalah raport TK-SMA dan berlembar-lembar fotokopian dan sertifikat. Ya, penting juga sih. Mustafa kemudian hanya bisa memandangi map itu dengan tatapan nanar, dan Musdalifah pun mengikutinya.


Jadi kira-kira seperti itu. Untuk datang ke kantor catatan sipil ternyata tidak perlu, karena itu sudah diatur oleh gereja segala keperluan negara. Musdalifah hanya perlu mengumpulkan semua dokumen kemudian diserahkan kepada gereja. Sembari menunggu hari pemberkatan pernikahan, Musdalifah bisa mempersiapkan baju pengantin dan bagaimana acara berlangsung dan siapa saja yang bertanggung jawab dan bagaimana membiayai resepsi dan makanan yang akan disajikan untuk tamu undangan apa saja dan undangannya akan seperti apa, sementara Mustafa bisa tidur-tiduran saja di rumah. Senangnya.



stress-managementtips.com