Sunday, July 6, 2014

Start at 29

Yang membuat saya sedikit terheran-heran adalah kebiasaan yang ada di kehidupan istri saya tentang perayaan. Semua-semua tampak dirayakan. Ulang tahun keponakan yang masi berumur 4 tahun pun mengundang sodara-sodara lain yang berjauhan, 4 jam perjalan dilalui untuk keponakan ini. Eyang yang sedang bertandang membuat paman dan bibi berdatangan dari luar kota. Dan sekarang saya sudah terbiasa.

KEHANGATAN
Kali ini istri saya berusia 29 tahun. Kami memasak bersama maksud hati untuk keluarga inti saja, begitu ada satu saudara yang dengar, semua menjadi gegap gempita. Porsi ditambahkan, rumah dibersihkan, durasi memasak diperhitungkan, sampai ucapan pun kami persiapkan. Saya membayangkan perasaan istri saya yang bahagia karena mendapatkan perhatian dari seluruh orang terdekat - orang yang tak terlalu dekat - sampai orang yang hanya sekedar "friend" di Facebook hanya untuk kepentingan 'stalking'.

Ya ini adalah keluarga kecil yang hangat, yang semuasemua bisa diceritakan, yang kesukaan dan tidak kesukaan bisa tersampaikan tanpa keraguan. Mulai dari membicarakan tetangga, eksistensialisme, konsep bisnis keluarga, sampai tentang sex dan agama yang masih sering dianggap tabu bagi keluarga-keluarga hangat Indonesia pada umumnya. Dan keluarga ini menampar saya. Hanya beberapa saat setelah masuk dalam keluarga istri saya, saya sudah merasa cemburu karena membuat saya melihat bahwa selama saya hidup saya tidak memiliki keluarga - selain beberapa teman dekat.

Istri saya karena terbiasa di dalam keluarganya menyampaikan sesuatu secara gamblang membuat saya yang penuh basabasi ini terkejut bukan kepalang. Adu mulut beberapa kali terjadi. Pesan tersampaikan dengan hati penuh luka. Kami berdua merasa bersalah. Pada saat yang bersamaan kami merasa ada yang perlu ditahan sedikit. Kami yang merasa muda selalu menggebu-gebu dalam menyampaikan dan menerima sesuatu, dan kami perlu sadar diri.

RESOLUSI
Akhirnya, tadi malam istri saya memiliki resolusi untuk lebih bisa menahan diri, mengontrol emosi, dan banyak berfikir sebelum mengutarakan sesuatunya. Jangan salah, bukan berarti saya tidak memiliki resolusi, hanya saja ini kebetulan adalah hari ulang Stella Amirta, maka dia yang memiliki resolusi, dan saya sudah sadar diri untuk berusaha mengimbangi istri saya.

Ketika istri saya terlalu gamblang dan ceplasceplos dalam menyampaikan sesuatu, maka dia akan berusaha menahan diri dan banyak berfikir sebelum mengutarakan pendapatnya. Saya yang tidak terbiasa mengutarakan sesuatu dengan gamblang namun penuh basa-basi pun berusaha mengimbangi istri saya penuh harap untuk bertemu di tengah-tengah.

Kenapa saya seperti punya resolusi juga padahal saya berulang tahun bulan lalu? Ya seperti yang kami percayai tentang alam semesta. Jika kami menginginkan sesuatu dan alam semesta tidak mendukung, maka kami sudah dipastikan tidak akan mendapatkannya. Atau yang kami dapatkan bukanlah yang terbaik karena artinya itu dipaksakan. Maka ketika istri saya memiliki resolusi, saya merasa perlu untuk mendukungnya dengan tidak menjadi egois, dengan imbalan istri saya mendapatkan yang terbaik dan (ini sedikit klise) kami berdua pun menjadi keluarga kecil yang hangat.

CHAIN REACTION
Karena istri saya bukanlah seorang pasangan yang memiliki sikap terlalu serius, tentu saja memiliki resolusi lain - langsing. Nah, menurut pengakuannya, menjadi langsing adalah resolusi yang selalu berulang setiap tahunnya dan selalu gagal, maka dia sedikit memodifikasi resolusi yang satu ini. Sekarang dia hanya ingin memiliki niat untuk berolahraga yang besar.

Secara vulgar, saya bukanlah penggemar tubuh langsing, saya senang jika istri saya memiliki tubuh padat berisi, karena memegang tubuh berisi adalah kebahagiaan yang tak terbeli. Maka sudah tentu jika istri saya sekali lagi memiliki resolusi bertubuh langsing pasti akan saya gagalkan. Saya ingin menuluskan niat istri saya untuk berolahraga. Kami sepakat untuk menabung membeli sepeda kembar yang mahal (kami suka barang mahal) untuk mendukung resolusi istri saya yang ini.

Benar jika dibilang niat dimulai dengan diri sendiri memiliki keinginan yang kuat, akan lebih benar lagi jika niatnya didukung dengan niat orang terdekatnya (saya, sebagai suami tentunya, yang menjadi terdengar posesif). Maka saya ingin agar istri saya tidak menjadi sosok yang menilai dirinya terlalu tinggi. Saya ingin istri saya di usia 29 lebih bisa menerima kehadiran banyak orang dengan sifat yang juga berbeda dengan dirinya. Intinya pada penerimaan.

Saya berpikir apabila istri saya bisa menerima banyak orang, berusaha memahami banyak orang, maka dia pun akan lebih diterima dan dipahami banyak orang juga. Logikanya seperti ini, semakin banyak kamu diterima seseorang, maka semakin banyak pula orang yang mendukung kamu untuk mendapatkan apa yang ingin kamu capai. Resolusi kamu pasti akan tercapai kali ini. Karena ini seperti reaksi berantai yang membuat seseorang memperlakukan orang lain seperti orang lain memperlakukan sesama. Halleluya!

HARAPAN
Maksud hati ingin mengatakan doa, tetapi saya lebih nyaman dengan kata 'harapan'. Harapan saya untuk istri saya di 29 adalah agar dia menjadi wanita yang semakin kuat dengan hati merakyat tanpa merasa sedih dan tersakiti (mungkin kalimat saya terdengar seperti harapan Cawapres).

Istri saya adalah sosok yang saya kagumi karena dia adalah pribadi yang kuat dan mandiri. Mampu menghadapi banyak cobaan dalam hidupnya walaupun kadang cara dia mengahadapinya sedikit aneh. Tetapi ini yang saya kagumi dan saya banggakan.

Ketika sudah menjadi kuat, maka dia harus tetap menjaga kepalanya tidak 'mendangak' dan tetap 'rendah'. Maksudnya tidak sombong dan angkuh atas kekuatan dan nilai lebih yang dimilikinya. Tetap santai dan biasa, tetapi terlihat kuat.

Kadang juga dia sering merasa sedih atas apa yang sudah terlanjur dia lakukan. Saya sih tidak masalah dengan apa yang dia lakukan, saya merasa sedikit terganggu saja ketika dia merasa menyesal. Apa yang sudah terjadi biarlah terjadi, kamu merasa benar, itu yang harus kamu percayai.
Jadi, untuk istri aku di usia 29,
"Stay strong and keep it low. You are my precious Sunshine in all weathers - day and night."