Wednesday, October 10, 2012

Komplen

Untuk posisi pekerjaan seperti saya yang harus menggombal supaya bisa berjualan, musuh utama saya adalah komplen, atawa keluhan, ato yang paling berbahaya buat saya adalah ketidakpuasan. Kalau hanya sekedar keluhan saja sih saya tidaklah kesulitan dalam menghadapinya, tinggal dijawab saja dengan basa basi basong (basong - anjing). Saya juga akan bercerita tentang keluhan saya. Nah, kalau sudah merasa tidak puas?

Ketidakpuasan beberapa kali saya identikkan dengan aktifitas suami istri, atau gampangnya perkawinan. Ya mau bagaimana lagi kalau sudah tidak puas, cari dong pasangan lain. Seseorang tuh sudah maksimal banget dalam memberikan pelayan, tetapi ketika pasangan sudah tidak puas, ya mau bagaimana lagi. Begitu juga dengan percetakan. Saya sudah maksimal nih dalam pelayanan, usaha saya dalam memberikan hasil terbaik juga sudah pol mentok, tetapi sayang sungguh disayang, pelanggan saya tetap merasa tidak puas. Kemudian membuat saya merasa sebagai pria paling lemah sedunia.

Saya bekerja sebagai salesman atau penjaja, dan saya mengumbar janji-janji untuk mendapatkan pasar. Kini saya termakan oleh janji-janji saya itu sendiri ketika saya tersandung. alamak! sampai saat inipun saya masih saja melindungi diri sendiri dengan menggunakan kata tersandung. baiklah, saya bilang saja ketika produksi saya jelek. titik. Dan memang jelek. Kini apa yang ada di pikiran atasan saya ketika mengalami hal seperti ini.

Pelatihan yang tidak pernah ada dan yang saya alami hanya dari pengalaman saat bekerja adalah...hal seperti itu sudah sangat biasa sekali, atau sering terjadi. Atasan saya hanya menyarankan agar saya berpura-pura bodoh. jadi bagaimana itu metode pura-pura bodoh? Berpura-pura bodoh adalah saat kita sedang menerima komplen, kita akan mengangguk-angguk dan berkata "oh iya, ya?" atau "emang, yak?" atau "iya sih, ya." ya seperti itulah bagaimana berpura-pura bodoh.

Bayangkan coba kalau kamu-kamu semua itu punya usaha perhotelan, yang membutuhkan media promosi yang tepat nun jitu, sedia fotografer profesional, sedia desainer layout yang profesional, pokoknya desainnya mantaf banget dah, lalu datang ke percetakan saya dan begitu hasilnya konyol dan kamu mau komplen, saya malah angguk-angguk doang. anjing dah saya. GUK!

Saya jelas profesional, pekerjaan saya sebagai agen pemasaran, efektif banget soalnya bisa dapet klien yang baru. Tapi toh profesional pun harus dilihat dari berbagai macam sisi. kalau dilihat dari sisi kamu yang memberi saya proyek, ya profesionalisme saya hanya taik kucing. MEONGGG!

jadi mulai sekarang ketika saya mendapatkan komplen, sebagai pekerja yang sadar diri dan tampak profesional dari kedua sisi, saya hanya akan menyahut dengan gonggongan dan eongan. GUK! GUK! GUK! MEONGG!

No comments:

Post a Comment